Thursday, August 30, 2018

Kue-kue manis khas Italia.


Artikel saya ini, terinspirasi dari teman-teman  di Indonesia, saat mempersiapkan berbagai momen manis dalam menyambut hari raya keagamaan. Membuat berbagai macam kue kering, mempersiapkan segala keperluan mudik dan berbagai persiapan lainnya. Saya juga ingin bercerita tentang berbagai kue manis di Italia yang rasa dan bentuknya, mirip dengan kue - kue traditional Indonesia.

Sama seperti Indonesia, Italia juga memiliki kue-kue traditional yang khas dengan resep-resep sederhana, dari wilayah Utara sampai Selatan. Kalau membayangkan kue nastar yang lembut di mulut, kue kembang goyang yang renyah atau tape ketan yang berair manis, memang agak sulit ditemukan di sini. Tapi kalau bentuknya mirip dan resepnya tidak jauh berbeda, saya pernah mencobanya. 

Saya awali dengan kue kering yang satu ini, yang pasti semua orang tahu. Di Indonesia kue putri salju biasanya menjadi sajian khas pada hari raya seperti Idul Fitri, Natal dan tahun baru Imlek. Kue kering ini banyak digemari karena rasanya yang enak, bertabur gula halus yang rapuh saat digigit dan terasa dingin saat di mulut. 

Canestrelli.

Di Italia, kue ini juga ada namanya canestrelli. Bentuknya enam kelopak bunga sederhana dan termasuk salah satu kue yang paling populer di sini. Kue ini sudah ada sejak tahun 1820, di kota Genoa. Sampai sekarang, canestrelli selalu hadir di meja keluarga-keluarga Italia, untuk menemani sarapan pagi atau teman minum teh di sore hari.

Kue selanjutnya bernama cantuccini, kue kering khas wilayah Toscana. Di Indonesia, kue ini mirip dengan roti kering bagelen, kue kesukaan saya, ketika tinggal di Bandung. Beda hanya sedikit, kalau kue bagelen diolesi krem manis, kalau cantuccini bercampur kacang almond yang masih utuh. Di sini, kue ini biasanya disajikan sebagai makanan penutup bersama wine khas Toscana (vin santo). 

Cantuccini.

Sepuluh tahun yang lalu, ketika saya masih bekerja dan tinggal di Serang-Banten. Setiap pulang mudik, teman saya dari Kebumen selalu membawakan saya oleh-oleh kue jipang. Kue berbahan dasar beras ketan yang dicampur dengan air gula. Kue Jipang ini, sepertinya  hampir ada di seluruh kota-kota di Indonesia termasuk di kota Serang. 

Di Italia, kue yang mirip dengan kue jipang  pun ada. Sang pembalap Valentino Rossi pasti tahu, karena kue yang bernama cicerchiata berasal dari kampung halamannya. Kue ini dikenal sebagai produk makanan pertanian traditional di daerah Abruzzo, Marche, Molise dan Umbria. Cicerchiata selalu ada saat pesta karnaval tahunan, sekitar bulan Februari-Maret. 

Cara membuatnya pun mirip dengan kue Jipang. Sedikit berbeda dari  bahan dasarnya saja. Kalau cicerchiata menggunakan tepung terigu, kemudian dibalut campuran gula dan madu. Kalau jipang,  menggunakan beras ketan hitam atau ketan putih, kemudian dibalut campuran gula dan kacang tanah. 

Cicerchiata. 

Saya menyebutnya kue akar kelapa, kue khas Betawi yang selalu disajikan di saat Lebaran. Nama "akar kelapa" diambil dari bentuknya yang mirip dengan akar kelapa. Tapi di Italia , kue ini bernama krumiri. Diciptakan sekitar tahun 1878,  oleh Domenico Rossi, seorang pemilik toko kue di kota Casale Monferrato, Piemonte.

Konon, bentuk kue ini diambil dari bentuk kumis sang Raja,  yang bernama Vittorio Emanuele II dari Kerajaan Savoia. Raja Vittorio Emanuele II meninggal di tahun yang sama. Sebagai bentuk penghormatan atas kematian rajanya, Domenico Rossi  kemudian terinspirasi membuat kue ini. Sampai sekarang, toko kue Krumiri Rossi” yang masih berdiri kokoh di jalan Giovanni Lanza 17 kota Casale Monferrato.

Krumiri.

Kue yang satu ini baik di Indonesia maupun di Italia benar-benar mirip. Baik dari bentuk, rasa maupun resepnya. Bedanya, kalau di Indonesia, banyak orang suka tertipu, kaleng luarnya biskuit “Khong Guan” tapi  isinya kue kembang goyang. Di Italia,  kue kembang goyang namanya frittelle Altoatesine. Berasal dari kota Trentino Alto Adige, kemudian menyebar ke kota-kota lainnya di Italia. Sama-sama mendapat julukan kue kampung, meskipun berbeda bentuk, namun hampir sama rasanya. Kue ini selalu hadir saat musim karnaval tahunan di seluruh kota-kota Italia. 

Frittelle Altoatesine.

Kue ini masih ada ketika saya  masih kecil. Berbentuk angka delapan, berbalut gula putih dan paling enak, jika dinikmati dengan secangkir teh hangat. Kue krakeling namanya tapi saya selalu menyebutnya kue angka delapan. Ini kue traditional dari Sumatera Utara,  yang menggunakan tepung ketan sebagai bahan dasarnya. 

Tapi di Italia, kue ini bernama taralli manis, kue traditional dari Puglia dan di beberapa daerah di wilayah Campania. Kue taralli manis terbuat dari tepung terigu, telur, minyak dan air. Memiliki bentuk seperti donat kecil, lembut, harum dan ditutupi dengan glasir ( campuran gula putih dan air). Biasanya disajikan pada hari Paskah, sebagai makanan penutup atau saat sarapan pagi. 

Taralli manis.

Baik di Indonesia maupun Italia selalu hadir di momen-momen special, kue-kue manis yang saya ceritakan tadi, selalu tersusun rapi di toples-toples cantik atau di kaleng-kaleng yang beraneka bentuk dan warna.  Menjadi sarana silaturahmi antar anggota keluarga, kerabat dan teman. Saat berkumpul untuk mengukir berbagai cerita suka dan duka, memahat pengalaman manis dan indah yang akan tersimpan di dalam hati. Peristiwa yang akan terus berulang, dirayakan dan dilakukan oleh siapapun sebagai bentuk refleksi diri, supaya kita semua menjadi lebih baik kedepannya. Arrivederci.. 

Trailer kue-kue manis di Italia :

Sumber :
https://www.dissapore.com/grande-notizia/mappa-dei-dolci-regionali-italiani/

No comments:

Post a Comment

More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts