Monday, August 20, 2018

Koloseum Roma.

koleksi pribadi

Selain sebagai ibukota Italia, Roma disebut juga sebagai "kota seribu wajah" atau Culla della Civilta (kota tempat lahirnya peradaban). Roma juga dikenal karena dekat dengan kota suci Vatikan dan tempat dimana puing -puing Imperalisme Romawi berada. Bangunan-bangunan seperti: Colosseum, Domus Aurea, Pantheon dan Circus Maximus, serasa hidup kembali di kota ini.

Dari sekian banyak puing – puing di kota Roma, koloseum (colosseum) adalah salah satu tempat yang selalu ramai dikunjungi para turis. Simbol kota Roma ini, pada mulanya bernama Amphitheater Flavius. Dibangun di sebuah dataran rendah bekas danau buatan yang mengering, di antara bukit Caelian, Esquiline dan Palatine. Danau kering yang letaknya tidak jauh dari “Domus Aurea“, rumah kediaman Kaisar Nero yang luas dan megah. 

Koloseum dibangun di tahun-tahun pertama pemerintahan Kaisar Vespasianus Augustus dari dinasti Flavia (69 – 79 M). Dilanjutkan di masa pemerintahan Titus (79 - 81 M) dan diselesaikan di masa pemerintahan Domitianus (81-96 M). Sampai abad VI M, amphiteater digunakan sebagai tempat pertunjukan. 

Namun di abad VIII M , amphiteater diganti namanya menjadi “koloseum”, karena letaknya berdekatan dengan “Colossus of Nero” (patung perungu raksasa Kaisar Nero, simbol penjelmaan Dewa Matahari).

Kaisar Vespasianus Augustus

Koloseum dibangun dengan cara menggabungkan beberapa konsep arsitektur masa itu. Pondasi utama berbentuk elips dengan ketebalan 13 meter. Sumbu utama berdiameter 188 m dan 156 m untuk elips yang lebih kecil. Dibangun menggunakan metode “opus caemeticium”, tehnik pencampuran pasir dan batu kapur yang sering digunakan masyarakat Romawi kuno.

Cincin luar bangunan ini memiliki tinggi 50 m, dindingnya terbuat dari susunan batu – batu pahat yang disambung oleh besi. Terdiri dari empat lantai yang ditopang oleh pilar - pilar dan dibatasi oleh dinding - dinding penyekat, yang melingkar mengikuti bangunan. Langit-langit bangunan berbentuk kubah silang dan kubah lengkung. Memiliki 80 pintu untuk keluar masuk pengunjung dan 2 pintu khusus untuk Imperator dan Senator yang berkuasa saat itu.

Karena bentuk elipsnya, bangunan ini mampu menampung 50.000 pengunjung. Mereka dibagi dalam 5 sektor horizontal dan dibedakan berdasarkan status sosial. Semakin rendah status sosialnya maka posisi lantainya pun semakin ke atas.

Gambar menunjukkan status sosial.

Senatori                         : Imperator dan jajarannya.
Ceti equest                    : keluarga bangsawan dan golongan orang orang kaya.
Categorie Intermedie : masyarakat kelas menengah.

Donne e plebei             : kaum perempuan dan masyarakat kelas bawah.

Bagian depan koloseum tak kalah menariknya. Dinding luarnya memiliki 80 pelengkung yang ditopang oleh pilar-pilar yang berbeda dekorasinya. Pilar di tingkat pertama bergaya Tuscany (tuscanico), di tingkat kedua bergaya Ionia (ionico), di tingkat ketiga bergaya Corintia (corinzio). Sedangkan pilar di tingkat keempat bergaya Corintia, berdinding rata dengan 40 jendela berbentuk bujur sangkar.

Di setiap lantainya di lengkapi dengan tempat duduk, kecuali di lantai empat karena pengunjungnya harus berdiri. Di bagian atas bangunan di lengkapi dengan tenda untuk melindungi pengunjung dari sengatan matahari. 

Bagian tengah koloseum di sebut “arena”, berbentuk oval berukuran 86x54 m. Selama lima abad, arena dipergunakan sebagai tempat pertandingan “naumachie” atau simulasi peperangan antar kapal laut. Ketika Imperator Domitianus berkuasa, kegiatan itu di rubah menjadi pertandingan antar gladiator (munera) atau gladiator dengan binatang buas (venationes). 

"Naumachie”.

Kemudian lantai dasar arena pun diganti. Sebagian lantai terbuat dari tanah liat, sebagian lagi dari kayu yang terus menerus ditutupi pasir, supaya bisa menyerap darah mereka yang terbunuh dalam pertandingan. Sedangkan lantai bawah arena di pergunakan untuk tempat penginapan, pameran, ruangan gladiator, kandang hewan, tempat alat - alat perlengkapan dan persiapan pertunjukan. 

Beberapa abad kemudian, kegiatan pertandingan gladiator di koloseum diberhentikan. Akibat kebakaran, banjir dan gempa bumi yang terjadi beberapakali di kota Roma, koloseum banyak mengalami kerusakan berat. Kerusakan terparah terjadi tahun 851 M, gempa kuat yang mengakibatkan dua lengkungan di sisi selatan koloseum roboh.

Setelah kejatuhan kekaisaran Romawi, koloseum pernah beberapa kali di rehabilitasi. Bahkan di dalam koloseum pernah berdiri sebuah kapel “Santa Maria Pieta” (Chiesa di Santa Maria della Pietà), namun kembali rusak karena gempa bumi tahun 847 M. Koloseum juga pernah menjadi tempat pemakaman, benteng pertahanan dan rumah kediaman Frangipane, dinasti terakhir penguasa Roma

Koloseum Roma.

Karena banyaknya tambang yang ditutup di-abad pertengahan, kekurangan material untuk pembangunan kota Roma diambil dari monumen – monumen bersejarah, salah satunya dari koloseum. Material yang digunakan untuk membangun piazza (alun-alun kota), palazzo (rumah-rumah kediaman para bangsawan Romawi) dan berbagai fasilitas lainnya termasuk untuk pembangunan basilika San Pietro (St. Peter's basilica).

Baru pada tahun 1675, gereja mengakhiri pengrusakkan koloseum, dan menetapkannya sebagai situs bersejarah untuk mengenang para martir yang dikorbankan di arena. Pada tahun 1744 atas perintah Paus Benediktus XIV, via Crucis (jalan salib) mulai dibangun dengan 14 titik perhentian. Dimulai dari piazza San Pietro dan berakhir di koloseum, proyek ini diresmikan pada tahun 1750.

Koloseum jika terlihat utuh.

Koloseum telah mengalami banyak restorasi dan rekonstruksi, keberadaannya kini sangat terjaga dan terpelihara dengan baik. Tahun 2o18, koloseum telah berusia lebih dari 2000 tahun. Bangunan kebanggaan masyarakat Italia, yang membuat kota Roma terkenal ke seluruh dunia sebagai simbol kota abadi. 

Sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia, koloseum juga telah menginspirasi banyak orang, salah satunya para pekerja seni dalam sebuah film terkenal “The Gladiator”. Tidak hanya itu, di antara reruntuhan koloseum, lebih dari 350 spesies tanaman juga tumbuh dengan subur, diantaranya jenis tumbuhan eksotis, yang cocok dengan iklim mikro amfiteater. Dan masih banyak hal lain, yang membuat banyak orang tertarik untuk mengunjungi dan mempelajarinya.

Koloseum memang patut diakui sebagai karya terbesar dan terkenal dari Imperalisme Romawi Kuno. Bangunan yang memiliki pengaruh besar terutama untuk perkembangan arsitektur di zaman-zaman selanjutnya. Bangunan yang bisa menjadi contoh penerapan semua prinsip arsitektur dan tehnik konstruksi Romawi yang kokoh, fungsi yang maksimal, ekonomis dan menakjubkan. Arrivederci ….

Trailer Koloseum 3D :



Sumber : “ Opera architettura e arti visive nel tempo “
pengarang : L.Colombo, A. Dionisio, N.Onida, G. Savarase.
Penerbit : BOMPIANI 2017 
dan Wikipedia.it






2 comments:

More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts