Friday, August 31, 2018

Selamat datang di kota kucing


Namanya Mìcia, kucing kesayangan sahabat saya. Kucing yang lucu, berbulu coklat, hitam dan putih. Mìcia juga kucing yang sangat ramah, selalu menyapa saya saat datang ke rumahnya. Saat kehabisan kata-kata karena keterbatasan saya dalam berbahasa Italia, Mìcia adalah sumber inspirasi. Cukup mengelus kepalanya dan membicarakan dirinya, obrolan kami pun berlanjut tanpa henti.

Waktu kecil, saya juga punya mìcia. Kucing yang selalu setia, menunggu saya pulang dari sekolah. Mìcia juga yang menemani saya, saat bermain dan belajar. Mungkin teman-teman juga memilikinya, karena mìcia atau gatta adalah panggilan umum untuk seekor kucing betina dalam bahasa Italia. 

Suatu hari saya pernah masuk ke sebuah toko perlengkapan hewan peliharaan. Melihat berbagai macam perlengkapan kucing yang lucu dan beraneka macam makanannya yang dikemas dengan rapi. Sebenarnya saya ingin sekali memelihara seekor kucing. Tapi setelah mempelajari berbagai peraturan yang begitu ketat, biaya pemeliharaan dan kesehatannya yang lumayan, saya mengurungkan niat itu.


Selamat datang di kota Brolo.

Sebagai gantinya, kami sekeluarga pergi mengunjungi kota Brolo atau “la città dei gatti” (kota kucing) di Italia. Kota yang berada di provinsi Verbania di tepi sebuah danau yang indah, danau Orta namanya. Karena berada di ketinggian 420 meter, pemandangan indah langsung jelas terlihat, saat kita berdiri di pusat kota Brolo yang menghadap ke danau itu. 

Mengapa di sebut kota kucing ? kami pun masih penasaran. Padahal sejauh mata memandang, kami tidak terlihat banyak kucing berkeliaran, hanya berbagai bentuk patung dan gambar kucing yang menghiasi setiap sudut kota ini. Kamipun berjalan menyusuri jalan-jalan yang sempit menuju ke pusat kota untuk mencari sejarah masa lalu kota ini. 

Petunjuk arah jalan di kota Brolo.

Dalam sebuah legenda yang diceritakan secara turun menurun, kucing-kucing pernah menyelamatkan kota ini dari serangan hama tikus dan serangga. Tapi catatan sejarah bercerita lain, pada tanggal 27 April 1767 di kota ini telah terjadi peristiwa besar. Pertingkaian antara penduduk Bloro dengan kota tetangganya, penduduk Nonio. Dan pertikaian itu berakhir sejak ditandatangani pendirian Gereja Sant’ Antonio Abate di kota Brolo. 

Kemudian kemenangan ini digambarkan oleh penduduk Brolo dalam sebuah peribahasa: “Quando Brolo avrà una parrocchia, il topo si metterà il mantello”. Simbol seekor kucing yang tidak mudah menyerah meskipun sudah diolok-olok, dan terus berjuang sampai akhirnya menang menangkap tikus. 

Namun sebutan kota Brolo “la città dei gatti” baru resmi digunakan bulan Agustus 2006. Ditandai dengan didirikannya monumen kucing raksasa yang sedang mengamati lembah. Dilanjutkan dengan pemasangan berbagai macam gambar dan patung kucing di kota ini, oleh pemerintah setempat dan masyarakat Brolo. Dan sejak itu, dinding-dinding rumah dan jalan-jalan di kota ini penuh dengan berbagai gambar kucing yang imajinatif.

Patung kucing raksasa di kota Brolo.

Di Italia, bulan Februari juga merupakan bulan istimewa buat para kucing. Sejak tahun 1990, pemerintah Italia menetapkan tanggal 17 Februari sebagai Hari Kucing Nasional. Keputusan ini dibuat berdasarkan hasil referendum yang diprakarsai oleh seorang jurnalis majalah "Tuttogatto" bernama Claudia Angeletti. Awalnya ini hanya sebagai kuis diantara pembaca, namun akhirnya mendapatkan dukungan luas dari para pencinta kucing di seluruh Italia. Sedangkan tanggal 17 Februari di tentukan oleh Oriella Del Col sebagai pemenang kuis.

Mengapa tanggal 17 Februari ? Karena bagi masyarakat Italia, angka 17 mempunyai beberapa makna. Menurut legenda Romawi kuno kucing memiliki kehidupan kembali setelah kematian atau "1 kehidupan selama 7 kali". Dan makna lainnya, berhubungan dengan anagram dari angka Romawi 17: dari “XVII “ berubah menjadi "VIXI" yang artinya "Aku hidup" maka "Aku mati". Sebuah lambang kehidupan dan kematian, tapi ini tidak berlaku untuk kucing. Sedangkan untuk bulan Februari, ini berhubungan dengan zodiak yang identik dengan air yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. 

Atas dukungan penuh para pencinta hewan, Hari Kucing Nasional selalu diperingati di berbagai kota di Italia setiap tahunnya. Terlepas dari nilai komersial yang didapat tapi bagi mereka, ini sebuah momen yang tepat untuk mendedikasikan satu hari dalam setahun untuk kucing. Juga bentuk komitmen mereka untuk melindungi hewan yang sering menderita perlakuan buruk dan diabaikan oleh manusia.

Hari Kucing Nasional di Italia.

Bulan September juga bulan istimewa buat para kucing di Italia, karena sebuah pesta yang lainnya telah menanti. Sebuah festival yang didedikasikan untuk semua kucing tanpa perbedaan ras atau ekor. Tahun ini pesta yang bernama “ Festival Kucing Tahunan” akan digelar di Villa Castelbarco Vaprio d'Adda kota Milan. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya acara ini disponsori oleh PROLIFE, sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai makanan hewan peliharaan. 

Kegiatan ini akan menampilkan berbagai acara dan pameran yang unik: lukisan, patung, fotografi, pertunjukan teater, kerajinan Italia dan buku-buku yang semuanya berkaitan dengan kucing. Akan dihadiri juga oleh berbagai kalangan yang peduli dengan kucing: para seniman, para dokter dan para ahli hewan, para pencinta kucing, para relawan kucing yang terlantar, para peternak kucing dan para produsen makanan hewan. Mereka semua berkumpul menjadi satu dalam acara ini. 

Pertunjukan-pertunjukan dalam acara ini tulus tanpa hadiah. Ini hanya sebuah pertemuan yang menyenangkan antara kucing dan mereka yang sangat peduli dan mencintainya. Akan tetapi mereka juga mempunyai harapan besar dan mulia dengan digelarnya acara ini. Sebuah harapan akan semakin banyak orang yang sensitif dan peduli dengan hewan ini.

Festival Kucing di Italia.

Beberapa waktu yang lalu, sahabat saya juga memberikan saya sebuah buku. Buku itu berjudul “Lingua dei gatti” menceritakan bagaimana cara memahami kucing dan diri kita dipahami oleh kucing. Bagaimana membangun hubungan yang lebih dekat dengan kucing, apa yang ingin dikatakan dan kapan kucing ingin diperhatikan. Bagaimana menafsirkan perilaku kucing, dari gerak ekor, suara meongnya, sorot matanya dan lain-lain. Sebuah buku yang sangat menarik dan membantu saya memahami rahasia bahasa kucing. 

Suatu hari saya mencoba mempraktekannya dengan kucing tetangga yang selalu lewat di depan rumah. Mungkin karena ikatan batin yang tidak begitu kuat atau karena bahasa kucing saya yang berlogat sunda, kucing tetangga selalu menghindar dan lari. Akhirnya sayapun menyerah berbahasa kucing lagi. 

Yang pasti, jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan masyarakat di sini terhadap kucing, saya memang harus belajar lebih giat lagi. Mungkin bagi saya, kucing baru sebatas kucing yang menghibur seperti Tom & Jerry, atau seekor kucing yang lucu dan menggemaskan seperti Hello kitty, atau seekor kucing yang selalu mengajak saya bermimpi seperti Doraemon dengan baling-baling bambunya, dan inipun hanya kucing yang tahu. Arrivederci…

Trailer Festival Kucing Italia 2018:


Sumber : www.festivaldeigatti.com

No comments:

Post a Comment

More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts