Tuesday, August 21, 2018

Trekking di pegunungan Alpen.


Beberapa waktu yang lalu saya membaca berita di sebuah koran lokal, sebuah berita tentang petisi yang menolak pembangunan area ski di salah satu kawasan di kaki pegunungan Alpen. Proyek yang bernama "Approach the Mountains", diusulkan oleh perusahaan swasta dan mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat dikarenakan berdekatan dengan area konservasi habitat, flora dan fauna langka di kawasan ini. Saya sangat mendukung dengan apa yang mereka lakukan, karena saya tahu tempat ini memang memiliki pemandangan alam yang sangat menakjubkan.

Desa Crampiolo, Alpe Devero. 

Kami sekeluarga beberapa kali mengunjungi Alpe Devero, kawasan yang terletak di wilayah utara provinsi Piemonte dan berbatasan dengan Swiss. Sebuah area pegunungan terjal namun indah dengan cakrawala tak terbatas : hutan-hutan pinus, sungai, air terjun, danau dan padang rumput. Desa-desa yang unik dan lingkungannya yang asri yang dapat diakses oleh semua orang. Penduduk setempat yang sangat ramah yang menawarkan berbagai produk tradisional, hasil karya mereka yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Sebuah tempat yang selalu dikunjungi banyak orang baik musim panas maupun musim dingin.

Untuk mencapai daerah yang berjarak 160 km dari kota Milan ini, ada dua cara: bisa menggunakan kendaraan dari kota Milan yang membutuhkan waktu hampir 2 jam. Bisa juga naik kereta api dari stasiun sentral Milan menuju kota Domodossola. Perjalananan dilanjutkan dengan naik bus dari Domo ke Baceno, kemudian naik minibus ke Devero. 

Kota kecil Devero. 

Daerah ini juga merupakan dataran tinggi tanpa kendaraan, jadi semua kendaraan yang datang diwajibkan parkir di area yang sudah disiapkan. Karena berada di ketinggian 1600 m, udara di sini juga selalu dingin meskipun di musim panas. Pemandangan alamnya pun berganti-ganti, kadang melewati hutan pinus, air terjun dan sungai yang berair jernih, danau yang masih alami dan rumah-rumah khas penduduk yang berjauhan letaknya. Tempat yang cocok bagi mereka yang mempunyai hobby trekking sambil menikmati keindahan alam.

Supaya perjalanan kita tetap nyaman, alangkah baiknya kita mengenakan segala keperluan untuk trekking . Tak jarang jalan yang kita lewati mendaki dan berbatu-batu namun di sepanjang perjalanan kursi-kursi kayu juga tersedia untuk beristirahat. Kawasan ini bagaikan cincin yang melingkar, asalkan mengikuti pertunjuk arah kita tidak akan tersesat. Tapi mempelajari peta lokasi juga penting, supaya kita tahu prioritas tempat yang mau di tuju sehingga tidak ada tempat-tempat bagus yang terlewatkan, itu akan lebih baik bukan ?...

Dari tempat parkir Devero, kita mengikuti jalan beraspal menanjak yang mengarah ke desa pertama desa Devero. Tepat di alun-alun desa ini terdapat petunjuk arah dan jalan mulai terbagi ke beberapa arah. Ini tempat yang tepat untuk mengambil keputusan , daerah mana yang ingin kita inginkan. Apakah ingin melihat danau dan bendungan, melihat hutan-hutan pinus dan pegunungan, ke desa peternakan dan pertanian, menginap di perkemahan atau hanya sekedar makan siang di sebuah desa di kaki gunung Alpen.


Papan petunjuk arah.

Jika kita mengikuti jalan yang mengarah ke dataran tinggi Devero, kita akan menyeberangi sebuah jembatan. Dalam persimpangan kita mengikuti arah ke desa Crampiolo kemudian memasuki wilayah Cantone, wilayah yang penuh dengan hutan pinus “Castiglione” yang dilindungi. Sekitar 1,5 jam perjalanan kita akan sampai di sebuah desa Alpen yang menawan, nyaman dan tenang. 

Desa Crampiolo disebut juga desa berlibur karena banyak turis lokal mengisi hari-hari liburnya di sini. Terlihat banyak rumah-rumah asli penduduk yang disulap menjadi sebuah hotel atau restoran. Kita juga bisa menemukan daerah pertanian dan peternakan. Sejenak kita bisa duduk beristirahat di pinggir sungai yang mengalir deras dan berair jernih. Sambil menikmati suasana pagi di desa Alpen, melihat kesibukan para petani, peternak, para karyawan hotel dan restoran di pagi hari.

Hotel di desa Crampiolo, Alpe Devero. 

Menjelang siang hari , harum makanan khas pun mulai tercium di desa – desa di sekitar sini. Harum makanan klasik tempat ini, polenta ( tepung jagung ) yang di rebus dengan keju khas daerah ini. Keju “Bettelmatt” namanya, keju setengah matang yang diperoleh dari pengolahan susu sapi mentah . Istimewanya, Keju ini dihasilkan dari sapi coklat Italia yang diberi makan di padang rumput Alpe Sangiatto. Susu segarnya juga enak dan gurih, sebuah produk susu perah dan asli dari daerah Malga.

Keju “ Bettelmatt”. 

Dari desa ini, kami pun kembali melanjutkan perjalanan, melewati jalan setapak menanjak sampai tiba di sebuah bendungan besar dan sebuah danau. Kami pun berjalan mengikuti jalur yang membentang di sepanjang danau , melewati padang rumput, jalan bebatuan dan hutan dengan berbagai jenis pohon.

Ketika menemukan tempat yang nyaman untuk beristirahat, kami pun membuka tikar kecil dan menikmati bekal makan siang. Rasa lelah pun hilang seketika saat melihat pemandangan danau Codelago yang indah. Kami menyempatkan diri menutup mata, melurus kaki yang pegal sesekali menatap ke langit yang biru. Setelah menghabiskan secangkir kopi panas, kami pun siap-siap kembali pulang.

Danau Codelago.

Di kesempatan yang lain, kami pernah mengambil arah jalan yang berlawanan untuk sampai di danau ini. Mengambil arah yang melewati Corte d'Ardui dan menuju Alpe della Valle, kemudian sampai di sisi lain bendungan ini. Pemandangan dan suasana hampir sama, namun banyak danau yang lain yang bisa dilihat seperti : danau Nero dan danau Streghe, dua buah danau yang masih alami yang disetiap musim menawarkan warna-warna yang unik. Kami juga melewati desa Alpe Misanco dan Alpe Buscagna dua desa yang menawarkan panorama yang indah yang tak terlupakan.

Perjalanan kami beberapa kali ke tempat ini seakan menutup lingkaran cincin Alpe Devero. Tempat ini memang tidak begitu dikenal di dunia pariwisata. Sepanjang perjalanan, kami memang tidak terlihat papan iklan, hanya papan-papan kayu sebagai petunjuk arah jalan. Di internet kami juga tidak menemukan situs-situs yang berseliweran mempromosikannya ke berbagai negara. Semuanya masih asli dan apa adanya, dan mungkin itu suatu satu kebanggaan masyarakat Alpe Devero, seperti harapan dan keinginan mereka dalam isi petisinya. Semoga pemerintah setempat mendengarkan aspirasi mereka. Arrivederci…..

Trailer Alpe Devero :




1 comment:

  1. Jual stainless steel SUS 253MA special heat resistance stainless steel grade ( tahan panas sampai 1200 Celcius) lengkap dan ready stock. SUS 253 MA is a lean austenitic heat resistant alloy with high strength and outstanding oxidation resistance

    ReplyDelete

More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts