Tuesday, September 25, 2018

Bukit suci simbol kota Varese, Italia.


Di hari sabtu yang cerah, saya kedatangan tamu istimewa, seorang teman dari Indonesia, yang sedang bertugas di kota Milan. Sudah menjadi kebiasaan jika ada teman yang datang, kami selalu mengajaknya mengunjungi suatu tempat, di daerah dimana kami tinggal. 

Karena kesibukannya, kami sepakat untuk mengunjungi suatu tempat yang mudah dijangkau dari kota Milan. Sebuah bukit yang indah dan terkenal di provinsi Varese, yang sudah ada berabad-abad yang lalu. Bukit yang sekarang menjadi simbol kota Varese dan dikukuhkan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2003. 

Bukit itu bernama bukit Sacro Monte atau bukit suci, dibangun dari tahun 1604 sampai tahun 1698. Disebut bukit suci, karena tempat ini merupakan tempat ziarah penganut Katolik sejak abad pertengahan. Sebuah kompleks yang memiliki empat belas kapel, yang berbaris mengikuti jalan lebar berbatu dan berkelok- kelok, menaiki bukit sepanjang 2 km, menuju kapel ke lima belas Santa Maria del Monte, yang berada tepat di puncak bukit ini.


Untuk sampai di tempat ini, ikuti apa yang teman saya lakukan tadi. Naik kereta api dari stasiun kereta api sentral Milan atau dari stasiun Porta Garibaldi Milan menuju kota Varese. Tepat di depan stasiun kereta api Varese, ada sebuah halte bis, salah satu bis yang lewat di halte ini bertuliskan “C” (Prima Cappella - Sacro Monte), itu artinya bis ini menuju bukit Sacro Monte. Jangan lupa siapkan uang recehan yang banyak, karena pembayaran transportasi di bukit Sacro Monte menggunakan mesin otomatis tanpa uang kembalian.

Karena bukit ini dikelilingi oleh hutan dengan berbagai jenis tanaman, pemandangan indah langsung terlihat, sejak pertama kali kami menginjakkan kaki di tempat ini. Saat musim semi ketika pohon-pohon mulai menghijau dan berbunga, atau di musim gugur ketika warna dedaunan mulai berubah beraneka warna.


Salah satu kapel dengan latar belakang desa Santa Maria Monte.

Meskipun jalan mendaki, berjalan santai sambil ngobrol banyak hal tentang Indonesia , membuat kami tidak merasa lelah. Kapel-kapel yang kami lewati di setiap kelokan, kadang  membuat penasaran, memaksa kami untuk singgah dan melihat apa yang menarik di dalamnya. Tak terasa, satu demi satu kapel pun terlewati. Satu jam sudah kami berjalan, tibalah kami di puncak bukit Sacro Monte.

Bukit ini memang menawarkan pemandangan yang indah. Dari puncak bukit ini terlihat rangkaian pegunungan Alpen dan Pra Alpen, hingga perbatasan laut Liguria. Apalagi jika hari cerah, dari sebelah selatan bukit ini, profil kota Milan, Novara, Vercelli, bandara Malpensa dan danau-danau di sekitarnya, bisa terlihat dengan jelas. 

Pemandangan dari puncak bukit Sacro Monte 

Kami menyempatkan diri berkeliling di sebuah desa kecil di bukit ini,  desa yang sudah ada dari  zaman kuno. Desa Santa Maria del Monte, awalnya  sebuah tempat pelindungan dari pertikaian yang terjadi waktu itu. Sejak tahun 1927 menjadi salah satu kotamadya di provinsi Varese. 

Rumah-rumah penduduk di kota kecil ini, dibangun berdampingan satu sama lain. Di bawah rumah-rumah, dibangun terowongan yang bisa kami lewati, dari satu tempat ke tempat lainnya. 

Di tempat ini juga, ada sebuah restauran legendaris ”Borducan”. Selain menawarkan menu makanan yang istimewa, kita juga bisa menikmati  pemandangan kota Varese dan sekitarnya, jika dilihat dari ketinggian. Kemudian ada dua museum yang dibuka untuk umum,  yaitu: museum Baroffio dan museum Pogliaghi

Salah satu terowongan.

Salah satu museum yang sempat kami masuki adalah museum Lodovico Pogliaghi. Museum yang terletak di ujung jalan Bukit Suci ini, awalnya adalah rumah pribadi Lodovico Pogliaghi, sekaligus tempat beliau bekerja sampai akhir hayatnya. Di museum ini dipamerkan lebih dari 1500 koleksi-koleksi Louis Pogliaghi, berupa: lukisan, patung, seni terapan dan sekitar 580 objek arkeologi. Salah satu museum disini bisa dilihat di video yang ada di bawah artikel ini. 

Perjalanan kami belum selesai sampai disini, masih ada satu tempat yang ingin kami kunjungi. Setelah makan siang dan minum secangkir kecil kopi di sebuah restauran di atas bukit, perjalanan kami pun berlanjut. Menuju bukit di sebelah utara bukit Sacro Monte,  karena disana, ada sebuah Observatorium Astronomi. 

Observatorium Astronomi di Campo dei fiori.

Observatorium Astronomi "G.V.Schiaparelli” berada di ketinggian 1230 m. Didirikan oleh Salvatore Furia pada tahun 1956, di sebuah daerah yang bernama “Campo dei Fiori" (taman bunga-bunga). Observatorium ini dengan tiga kubahnya merupakan pusat ilmiah internasional yang berfokus pada spektroskopi bintang dan pemantauan asteroid yang berbahaya bagi planet bumi. 

Sejak tahun 1960 observatorium ini juga menjadi titik referensi regional untuk meteorologi dan menjadi pusat perlindungan & pelestarian keanekaragaman hayati. Dan untuk melengkapi pelajaran ilmu pengetahuan alam, hampir semua sekolah di wilayah Piedmont dan Lombardy, diwajibkan mengunjungi tempat ini.

Karena hari sudah sore, kami memutuskan pulang dengan menaiki transportasi yang lebih cepat dengan tiket yang tersisa. Kami menggunakan funicular (mirip kereta gantung) dari bukit Sacro Monte melewati lembah Vellone yang indah. Hanya perlu waktu 2 menit saja, kami langsung tiba di halte bis yang akan membawa kami ke stasiun kereta api dan pulang ke kota Milan. 


Funicular di bukit Sacro Monte 

Sebenarnya masih banyak hal yang bisa dilakukan di tempat ini tapi jangan kuatir saya akan ceritakan perjalanan selanjutnya dengan teman saya yang lain di waktu yang lain tentunya. Jika hari ini saya mendapatkan oleh-oleh makanan Indonesia yang saya suka, teman saya juga menjadikan perjalanan ini sebagai oleh-oleh. 

Sebuah perjalanan tentang lingkungan, sejarah, kultur, olahraga juga spiritual yang nantinya bisa dibagikan ke teman-teman yang lain di Indonesia. Karena bagi saya berbagi hal-hal yang positif itu sangat menyenangkan, yang baiknya kita ambil untuk membangun dan yang berbeda kita hargai sebagai suatu warna yang lain karena dunia ini memang penuh warna yang berbeda. Arrivederci..

Trailer museum Baroffio di bukit Sacro Monte :

Sumber :
http://www.varesefunicolari.org/smonte/smonte.html

2 comments:

More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts