Sunday, December 2, 2018

Cerita dari perantauan.


Beliau penyanyi favorit saya, Gianna Nannini namanya. Usianya 61 tahun, tapi suaranya masih enak didengar dengan ciri khasnya. Saya juga menyukai syair - syair lagunya yang sangat menyentuh. Salah satunya lagu dalam video di atas yang berjudul “Lontana dagli occhi“ ( jauh di mata jauh di hati) yang dirilis tahun 2014. 

Sebuah lagu yang menceritakan perasaan seseorang, jika jauh dari orang yang dikasihinya. Udara terasa begitu dingin meskipun bukan musim dingin. Ditengah keceriaan teman – temannya, tetap tidak bisa membuatnya bahagia. Karena kamu begitu jauh… jauh di mata , jauh di hati. 

Ini syair lagunya

Che cos'è? C'è nell'aria qualcosa di freddo Che inverno non è.
Che cos'è? Questa sera i bambini per strada non giocano più. 
Non so perchè l'allegria degli amici di sempre non mi diverte più.
Uno mi ha detto che..


Reff :
Lontano dagli occhi, lontano dal cuore, e tu sei lontano, lontano da me.
Per uno che torna e ti porta una rosa, mille si sono scordati di te.
Lontano dagli occhi, lontano dal cuore e tu sei lontano lontano da me.

Ora so, che cos'è questo amaro sapore che resta di te.
quando tu, sei lontano e non so dove sei, cosa fai, dove vai.
E so perché, non so più immaginare il sorriso.
che c'è negli occhi tuoi, quando non sei con me.


Saya juga  suka lagu “Jauh di mata namun dekat di hati“ yang dinyanyikan oleh RAN tahun 2013. Syair lagu ini  sangat menyentuh, salah satunya: “Meski kau kini jauh di sana, kita memandang langit yang sama, jauh di mata namun dekat di hati”. Kalimat yang bisa mewakili perasaan mereka yang hidup di perantauan. Tanah air yang jauh di mata namun selalu dekat di hati.

Rasa rindu akan tanah air itu, kami ungkapkan dalam bentuk kebersamaan. Di momen-momen hari raya keagamaan dan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia misalnya, kami selalu berkumpul, mendekatkan hati kami untuk saling berbagi dan mempraktekan toleransi.

Bulan Juni yang lalu, saya mendapat kiriman dari teman – teman saya di Qatar. Foto – foto dan video mereka saat berkumpul di kota Al khor, sebuah kotamadya di pantai timur Qatar. Berjarak sekitar 60 kilometer dari ibukota negara Doha dan termasuk salah satu kota penting di Qatar.

Salah satu sudut kota Al Khor, Qatar.

Meskipun tinggal berjauhan, tidak menyurutkan mereka untuk berkumpul, berbagi cerita dan pengalaman. Apalagi bertepatan dengan perhelatan besar pertandingan sepak bola dunia, acara nonton bareng menambah suasana semakin akrab dan seru. Berbagai penganan Indonesia turut tersaji untuk dinikmati bersama sebagai sarana ikatan kekeluargaan dan persatuan. 

Biasanya, setelah puas berbagi cerita, kami berbagi penganan yang kami bawa untuk di nikmati bersama – sama. Mungkin menu kami tidak selezat masakan chef-chef terkenal. Tempat kami berkumpul pun tidak semegah hotel berbintang. Namun semangat kebersamaan, dibumbui dengan canda dan tawa, menjadikan semuanya terasa nikmat dan menyenangkan.

Berbagai penganan Indonesia.

Saya dan teman di Belanda juga melakukan hal yang sama. Kami saling berkunjung dan menikmati liburan bersama. Selain merencanakan banyak hal untuk mengisi liburan, obrolan kami di telepon sering ditutup dengan deretan pesanan makanan Indonesia.

Di negara kincir angin, makanan Indonesia memang lebih mudah didapat daripada di negeri pizza. Tapi seringnya saya kaget ketika mereka tiba di Italia. Makanan yang mereka bawa terkadang lebih banyak dari yang saya pesan. Ternyata kami mempunyai pemikiran yang sama. Kuliner bisa menjadi salah satu sarana memperkenalkan Indonesia.

Saat saya berkumpul dengan teman-teman di sini, saya akan mengolahnya dan membawanya untuk dinikmati bersama. Supaya lebih mudah di terima dan dipahami, saya mencoba untuk menggabungkan kuliner Indonesia dengan cara penyajian budaya Italia. 

Kadang ini juga menjadi tantangan buat saya. Bagaimana memilih dan membedakan, menu makanan Indonesia yang mana yang bisa disajikan sebagai menu pembuka (starter), menu utama( main course), menu tambahan ( side order ) dan menu-menu lainnya. Begitupun dengan penataan di meja makan: piring berbagai ukuran, gelas berbagai berbentuk, sendok, garpu dan peralatan lainnya, mempunyai fungsi masing-masing sesuai dengan menu yang dipilih.

Menata peralatan di meja makan.

Saat berkunjung ke rumah teman atau menengok teman yang sakit, saya juga lebih tertarik membawa kue-kue khas Indonesia di banding membawa rangkaian bunga. Selain tujuan di atas tadi, saya juga mempunyai keyakinan kalau kue-kue Indonesia itu mempunyai rasa yang khas dan eksotik. 

Supaya terlihat cantik dan enak dipandang, kue-kue itu saya bungkus dengan rapih seperti dari toko-toko kue di sini. Bagi saya, paket kue yang terbungkus rapi itu, bagaikan sebuah buku yang berjudul “Indonesia” yang setiap lembarannya akan menceritakan tentang Indonesia dari a, b, c bahkan sampai z.

Contoh paket kue-kue kering.

Semua yang kami lakukan memang hal-hal yang kecil tetapi bagi kami itu begitu berarti. Bukan untuk kesombongan atau pujian tetapi memang ini yang bisa kami beri, bagaimana mencintai negeri untuk anak-anak dan orang-orang disekitar kami. Paling tidak , jika ada pertanyaan kepada kami, seperti yang mendiang presiden Amerika John F Kennedy pernah ucapkan dalam pidatonya tanggal 20 januari 1961: “ Jangan tanyakan apa yang Negara dapat perbuat untukmu, tetapi tanyakanlah apa yang dapat kamu perbuat untuk Negara”. Kami semua sudah mempunyai jawabannya. Arrivederci ….


1 comment:

More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts