Wednesday, December 26, 2018

Tradisi Natal di Italia.


Hari raya keagamaan adalah salah satu momen yang bisa menyatukan semua orang. Di Italia suasana itu sudah mulai terasa sejak akhir November lalu. Dalam kalender gerejawi lebih dikenal dengan nama “Il periodo natalizio”, rangkaian kegiatan Natal yang dimulai akhir November (masa advent) dan berakhir pada 6 Januari ( minggu Epiphany).

Italia juga memiliki tradisi Natal yang berbeda – beda di setiap wilayahnya. Mulai dari tanggal penyalaan lampu, bentuk ornamen – ornamen, makanan & kue - kue dan tradisi – tradisi unik lainnya. Perbedaan yang indah, membuat banyak orang ingin mengenalnya kemudian menghargainya. 

Penyalaan lampu Natal di kota – kota Italia, pada umumnya dilakukan di minggu pertama bulan Desember. Di kota Milan, penyalaan lampu Natal dilakukan tanggal 7 Desember, bertepatan dengan pesta St. Ambrose. Di Bari, penyalaan lampu dilakukan tanggal 6 Desember, bersamaan dengan pesta St. Nicholas.

Kota Gallarate 2018.

Dari begitu banyak ornamen Natal, “Il presepe” dari kota Naples adalah ornamen yang paling menarik bagi saya. Ornamen diorama kelahiran Yesus yang terdiri dari patung – patung kecil: bunda Maria, Yusuf, palungan, bayi Yesus, tiga orang majus, para gembala, lengkap dengan hewan – hewannya dan suasana saat itu.

Ornamen Natal ini diciptakan oleh Santo Fransiskus dari Asisi. Atas izin Paus Honorius III, diorama ini tampil untuk pertama kalinya tahun 1223 dalam acara malam Natal di kota Greccio, Umbria. Pada tahun 1289, patung – patung ini diperbaharui kembali oleh pematung Arnolfo di Cambio. Kini diorama itu disimpan di Basilika Santa Maria Maggiore Roma. 

Karya “Santo Fransiskus dari Asisi” ini menginspirasi para seniman lainnya di wilayah Tuscani, seperti: kota Naples, Bologna dan Genoa. Mereka menciptakan diorama dari berbagai jenis bahan, seperti: kayu, tanah liat dan lain – lain. Pada tahun 1800, tradisi ini menyebar dengan cepat ke seluruh Italia, baik di kalangan atas maupun rakyat biasa.

Il presepe ( diorama Natal).

Natal adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga, teman dan kerabat. Natal juga waktu yang tepat untuk berbagi dengan sesama dan tetangga. Pada mulanya bertukar hadiah Natal adalah tradisi yang dilakukan keluarga besar Sudtirolesi di wilayah Alto Adige. Dari generasi ke generasi, mereka bertukar hadiah Natal buatan tangan sendiri atau bertukar hasil karya diantara para pengrajin.

Di minggu advent mereka juga saling bertukar “Corona dell’Avvento” (mahkota advent). Ornamen Natal dari cabang-cabang cemara yang dirangkai melingkar. Kemudian mahkota itu di beri pita sutra berwarna merah dan diletakkan empat lilin di atasnya. Setiap hari Minggu sebelum 25 Desember, keluarga berkumpul di sekitar meja untuk menyalakan  lilin itu satu persatu sampai Natal tiba.

Tradisi bertukar kado yang sudah menyebar ke seluruh Italia, menjadikan “ Mercatini di Natale” (Pasar Natal) di semua kota Italia menjadi ramai. Pasar musiman yang menjual segala keperluan Natal untuk masyarakat umum. Salah satunya adalah Candelara di daerah Marche –Pesaro. Pasar natal unik yang didedikasikan untuk lilin - lilin dalam berbagai bentuk dan warna. 

Mercatino di Natale Gallarate 2018.

Saint Lucia adalah Santa Clausnya Italia, seseorang yang di belakang keledainya membawa hadiah Natal untuk anak – anak. Tradisi unik ini bermula di provinsi Veneto, tepatnya di kota Verona. Sekitar tahun 1200, di kota ini terjadi epidemi kebutaan pada anak – anak. Para ibu membawa anak-anak mereka berziarah untuk memohon perlindungan kepada Saint Lucia. Para ibu itu berjanji kepada anak - anaknya, saat mereka kembali, Saint Lucia akan membawakan mereka hadiah. Sejak saat itu, antara tanggal 12 atau 13 Desember malam, anak-anak di kota Verona selalu menunggu kedatangan Saint Lucia membawa hadiah Natal. 

Jika kita ingin merasakan bagaimana suasana Natal 2000 tahun silam, datanglah ke kota Lecce, di Italia selatan. Karena di kota ini, sebuah amfiteater Romawi kuno disulap menjadi sebuah desa Palestina kuno, lengkap dengan kehidupan sehari – hari penduduknya. Gua, rumah, pohon zaitun, hewan, kerajinan kuno, parfum, musik, benda, dan berbagai alat-alat keperluan masyarakat masa lalu. Pengunjung yang datang akan terasa berada di dalam sebuah museum, sekaligus mengenal berbagai produk khas daerah setempat. 

Panettone.

Bagi yang suka kuliner, Natal juga saatnya menikmati panettone dan pandoro. Dua jenis kue khas Natal di Italia berbahan dasar tepung terigu, mentega, telur, gula, susu yang ditaburi kismis dan buah – buah kering. Kue ini lahir dari ide anak tukang roti bernama Toni atau "pan del Toni" (terkenal menjadi “panettone”). Resepnya sangat sederhana, ide yang muncul saat keterbatasan bahan makanan di musim dingin. Resep kue ini tercatat secara resmi tahun 1549, dalam buku resep Cristoforo di Messisbugo, koki terkenal dari kota Ferrara. 

Di Calabria, Natal mempunyai keunikannya tersendiri. Selain menu makanannya, cara penataan meja dan kursi di daerah ini berbeda. Di beberapa tempat, dalam acara makan malam, dalam satu meja makan, harus 13 kursi yang disiapkan. Ini mengingatkan akan kebiasaan Yesus Kristus dengan kedua belas muridnya, 12 kursi untuk rasul dan satu kursi untuk Kristus. Namun ada beberapa kota, hanya menyiapkan 9 kursi saja, ini mengingatkan masa – masa bunda Maria mengandung. 

Bagi para pencinta musik, gli zampognari adalah alat musik tiup kuno yang populer di Italia saat Natal. Alat musik yang lahir di Italia tengah dan selatan tepatnya di Lazio (provinsi Frosinone dan Latina), Abruzzo, Molise, Campania, Puglia, Basilicata, Calabria dan Sisilia. Konon gli zampognari  sudah ada sejak zaman Romawi kuno, bahkan kaisar Nero sangat menyukai suara alat musik ini.

Gli zampognari.

Namun, tradisi Natal yang paling berkesan dan penuh makna bagi umat kristiani adalah kehadiran Paus dalam misa Natal di Roma. Perayaan yang dimulai tanggal 8 Desember, ketika Paus berjalan menuju Piazza Spagna dan meletakkan karangan bunga di depan patung Bunda Maria di gereja Trinità dei Monti. Dilanjutkan tanggal 24 Desember dengan misa tengah malam di Vatikan dan ditutup tanggal 25 Desember ketika menyampaikan pesan pastoral dari jendela St. Peter ‘s Basilica. Arrivederci…

Trailer tradisi Natal di Italia :




Sumber :
https://www.vologratis.org/natale-in-italia-tradizioni-curiosita/

Thursday, December 20, 2018

Asal- usul pohon Natal.


Memasang pohon Natal adalah salah satu tradisi Natal paling populer di dunia. Pohon yang dipajang beberapa minggu sebelum Natal, dan dirapihkan kembali setelah liburan Tahun baru selesai. Biasanya pohon yang dipakai adalah pohon cemara. Selain banyak jenisnya, pohon cemara juga yang selalu hijau disetiap musim. Pohon itu kemudian dihiasi benda-benda beraneka warna dan bentuk: lampu, berbagai hiasan, manisan buah kering dan lain - lain. Di dekat kakinya di taruh hadiah – hadiah Natal yang di buka bersama – sama saat malam Natal tiba.

Cemara adalah salah satu jenis pohon yang sangat di puja oleh bangsa – bangsa yang hidup di peradaban kuno. Mereka adalah penganut “Paganisme” atau yang menyembah kepada lebih dari satu Dewa (politeisme). Mereka percaya jika pohon cemara adalah pohon sorgawi. Sehingga dalam tradisi mereka, pohon cemara itu mereka hias dengan dengan pita, obor dan lonceng kecil. Di bawah pohon cemara, mereka juga menaruh hewan - hewan persembahan. 

Para pendeta Celtic.

Bangsa Viking di ujung utara Eropa juga percaya, jika pohon cemara memiliki kekuatan gaib, karena tidak kehilangan daunnya meskipun di musim dingin. Mereka selalu memotong pohon cemara, membawanya pulang ke rumah, kemudian dihiasi buah-buahan. Mereka percaya, kesuburan musim semi kelak akan mengembalikannya.

Para pendeta kuno (druids) dari Celtic menjadikan pohon cemara sebagai simbol umur panjang, karena pohon cemara selalu  hijau bahkan di musim dingin. Mereka menghormati pohon cemara dalam berbagai ritual mereka. Begitupun dengan orang-orang Romawi kuno yang selalu menghias rumah mereka dengan dahan-dahan pohon cemara selama bulan Januari, karena mereka juga percaya, pohon cemara adalah pohon pengharapan dan keberuntungan.

Dalam ilmu astronomi yang mereka pelajari, musim dingin mempunyai banyak arti. Dalam setahun, musim dingin memiliki titik balik matahari yang sangat pendek. Hari terpendek jatuh pada tanggal 21 Desember, karena saat itu matahari menyentuh titik terendah di cakrawala.

Peristiwa ini bagi mereka bagaikan sebuah harapan baru, pesta cahaya dan kesempatan untuk bertahan hidup. Atas dasar inilah, kemudian lahir kepercayaan – kepercayaan kuno yang menyembah dewa matahari, seperti dewa Horus di Mesir, Elettriona di Yunani, Ishtar di Iran - Kasdim, Amaterasu di Jepang dan lain - lain.

Patung dewa “Mithras”.

Dewa “Meithras” adalah dewa yang disembah masyarakat Romawi kuno. Dewa pemenang kegelapan ini bahkan sudah ada sejak abad II-I SM di daerah Mediterania timur. Mithraisme mencapai puncaknya antara abad ketiga dan keempat Masehi, ketika menyembah dewa “Meithras” sangat populer di kalangan prajurit Romawi. Ini berkaitan erat dengan pesta penyembahan pada dewa Pagan di musim dingin. Sebuah pesta yang sangat digemari di seluruh kekaisaran Romawi waktu itu. 

Ketika Kekristenan mulai menyebar di Eropa, Gereja juga harus berdamai dengan tradisi-tradisi yang sudah berakar di masyarakat. Pada tahun 274 M, Gereja akhirnya berhasil menyesuaikan pesta Pagan dengan pesta Natal, dengan mengusulkan Yesus Kristus sebagai "matahari suci yang sejati". 

Sebagai penguasa waktu itu, Kaisar Flavius Valerius Aurelius Constantinus, meresmikan tanggal 25 Desember sebagai “hari kelahiran Kristus” atau hari Natal. Kemudian mithraisme pun menghilang dalam praktik keagamaan sejak keluarnya dekrit Theodosian tahun 391 M. 

Pohon Natal di Duomo Milan.

Pohon Natal yang kita kenal sekarang, lahir di kota Tallinn, Estonia tahun 1441. Pohon cemara besar yang dipasang di depan balai kota , bersamaan dengan acara kaum muda di kota itu mencari belahan jiwa.

Sedangkan tradisi menghias pohon Natal dimulai di Jerman tahun 1611 oleh Duchess of Brieg. Menurut legenda, dia menghias istananya untuk merayakan Natal, ketika ia menyadari salah satu sudut ruangan kosong, ia memerintahkan pohon cemara dari kebun istana dipindahankan ke dalam vas dan dibawa ke ruangan itu.

Legenda lainnya menceritakan tentang seorang pria yang terpesona dengan bintang-bintang yang berkilauan melalui ranting - ranting pohon cemara di malam Natal. Kemudian dia memotong ranting - ranting itu, membawanya pulang dan menghiasnya dengan lilin merah. 

Akhir abad ke-19, atas keinginan Ratu Margherita, istri Raja Umberto I dari  kerajaan Savoia, Italia juga memiliki pohon Natal pertama. Pohon itu dipajang di Palazzo del Quirinale, tidak jauh dari tempat tinggal keluarga kerajaan.  Dari tempat ini,  tradisi menghias pohon Natal pun menyebar dengan cepat ke seluruh semenanjung.

Di Perancis, pohon Natal pertama didekorasi pada tahun 1840 oleh duchessa d’Orleans. Namun pohon cemara dikomersilkan sebagai pohon Natal dimulai pada tahun 1851 di kota New York. Akhirnya tradisi ini pun menyebar ke seluruh dunia. Arrivederci…

Trailer penyalaan lampu pohon Natal di kota Florence:



sumber:
http://www.sapere.it/.../s.../perche-si-fa-albero-di-natale.html


Sunday, December 16, 2018

Sang jenius “Leonardo da Vinci”.


Dari sekian banyak monumen di kota Milan, monumen Leonardo da Vinci di Piazza della Scala adalah salah satu monumen yang paling menarik bagi saya. Monumen yang memiliki arti penting bagi masyarakat Milan karena berkaitan erat dengan lahirnya negara Italia baru. Karya dari seniman milanese Pietro Magni, yang diresmikan tahun 1872 di hadapan Raja Vittorio Emanuele II. 

Monumen ini terletak di jantung kota Milan, tidak jauh dari Duomo dan Teatro alla Scala Milan. Tempat yang terhormat untuk sang jenius multifaset seperti Leonardo da Vinci. Sebagai bentuk rasa terima kasih atas berbagai bidang ilmu yang telah diwariskannya, baik untuk warga Milan dan Italia pada umumnya. 

Di sinilah patung Leonardo da Vinci berdiri dengan tenang dan bangga. Posisi kedua kakinya sedikit berjauhan, dengan kedua tangannya yang terlipat. Di setiap sisi depan monumen ini, tampak epigrafi yang menceritakan tentang kejeniusannya. Di bawah kakinya berdiri dengan gagah ke-empat muridnya: Cesare da Sesto (sisi utara), Marco d'Oggiono (sisi barat), Giovanni Antonio Boltraffio (sisi Selatan), Andrea Salaino (sisi timur).

Monumen Leonardo da Vinci di kota Milan.

Selama hidupnya Leonardo da Vinci banyak berjasa untuk pembangunan kota Milan. Epigrafi di salah satu sisi monumen ini menceritakan Leonardo sebagai pelukis, sisi yang lain menceritakan Leonardo sebagai pematung, sisi lainnya lagi bercerita sebagai seorang arsitek dan ahli strategi dalam pembangunan dan sisi terakhir bercerita tentang seorang insinyur yang membangun kanal- kanal di wilayah Lombardy.

“The Last Supper” ( perjamuan akhir) adalah salah satu lukisan terkenal Leonardo da Vinci. Lukisan yang ditugaskan biarawan Dominikan padanya untuk biara Santa Maria delle Grazie Milan. Leonardo membutuhkan waktu empat tahun untuk menyelesainya, dimulai tahun 1494 dan selesai tahun 1498. 

Hasil karyanya begitu mengagumkan. “The Last Supper” diakui dunia sebagai karya seni besar sepanjang masa. Leonardo mampu merepresentasikan prahara emosi para Rasul, melalui wajah dan gerak-gerik mereka. Lewat simbol dalam lukisan itu, kita bisa mempelajari berbagai sifat manusia: amarah, rasa sakit, kejutan dan ketidakpercayaan. 

Namun sayang, di masa pembuatannya, teknik eksperimental Leonardo tidak mempertimbangkan kelembaban lingkungan sekitarnya. Pemerintah Italia sudah mencoba merestorasi lukisan itu berabad-abad lamanya, lukisan itu tetap berisiko hilang untuk selamanya. 

Untuk menghindari itu, pengunjung yang ingin melihat lukisan “The Last Supper” di biara Santa Maria delle Grazie kini dibatasi. Selain datang dengan perjanjian, petugas jaga hanya mengizinkan tidak lebih dari 30 pengunjung setiap 15 menit. 

Lukisan “The Last Supper”.

Patung kuda Francesco Sforza adalah karya terkenal Leonardo sebagai pematung. Proyek ini dimulai pada tahun pada 1482, ketika Ludovico il Moro, Adipati Milan, mengusulkan kepada Leonardo untuk membangun patung berkuda terbesar di dunia. Pada 1493, gambar itu diselesaikannya, dibuatnya model dari tanah liat dan disiapkan 100 ton perunggu untuk pembangunan monumen. Semua rencananya hancur berantakan ketika pasukan Perancis tiba di Milan tahun 1499.

Beruntung seorang kolektor seni Amerika bernama Charles Dent, antusias mewujudkan impian Leonardo. Beliau mengeluarkan dana 2,5 juta dolar dan membutuhkan waktu 15 tahun untuk proyek ini. Sayang, beliau meninggal sebelum proyek selesai. Pembangunannya kemudian dilanjutkan oleh orang Amerika lainnya, Frederik Meijer. Sejak tahun 1999, patung kuda karya Leonardo da Vinci berdiri dengan gagah di halaman “Ippodromo” (arena balap kuda) San Siro Milan. 

Patung kuda Francesco Sforza.

Sebagai seorang arsitek, Leonardo da Vinci banyak membangun kanal - kanal di kota Milan dan wilayah Lombardy. Beliau juga ikut andil dalam menata ulang banyak benteng dan kastil di Italia, ketika senjata api mulai digunakan dalam peperangan. Salah satunya adalah kastil Rocca Sforzesco di wilayah Emilia Romagna.

Kastil ini terletak di pusat kota Imola, milik Cesare Borgi (penguasa di wilayah itu). Cesare Borgi meminta Leonardo bekerja untuknya, mempersiapkan gambar, kemudian memperkuat benteng dan kastil dengan sistem pertahanan yang baru. Selama perang bergejolak, kastil ini sempat digunakan sebagai penjara.

Kastil Rocca Sforzesco, secara arsitektural menjadi contoh khas dari struktur benteng abad pertengahan dan Renaissance. Kastil ini masih berdiri kokoh sampai sekarang, digunakan sebagai museum “senjata dan keramik” Imola dan kampus beberapa perguruan tinggi di kota ini.

Karya – karya Leonardo da Vinci lainnya, tersebar di beberapa museum di Italia. Diantaranya museum nasional sains dan teknologi ”Leonardo da Vinci“ Milan, Roma, Florence, Venice dan Siracusa.

Kastil Rocca Sforzesco di kota Imola.

Il Museo nazionale della scienza e della tecnologia (museum nasional sains dan teknologi) "Leonardo da Vinci" Milan berdiri sejak tahun 1953. Beralamat di via San Vittore 21 Milan, diatas bangunan seluas 50.000 m². Termasuk salah satu museum ilmiah terbesar di Italia dan Eropa. Museum ini juga memiliki koleksi model mesin terbanyak di dunia, teristimewa berbagai model mesin karya Leonardo da Vinci. 

Sedangkan Il Mondo di Leonardo atau Leonardo3 adalah pameran yang rutin diadakan di kota Milan. Pameran tentang dunia Leonardo da Vinci yang belum pernah diperlihatkan kepada publik. Diantaranya tentang rekonstruksi mesin dan lukisan, kode digital, reproduksi gambar dan multimedia 3D interaktif. 

Pameran ini bertempat di Piazza della Scala, tepatnya di Galeri Vittorio Emanuele II Milan. Buka setiap hari dari jam 9.30 pagi hingga 22.30 malam. Untuk tahun ini, pameran akan ditutup tanggal 31 desember 2018. 

Museum nasional "Leonardo da Vinci" Milan.

Leonardo da Vinci memiliki nama lengkap Leonardo di ser Piero da Vinci. Lahir di Archiano di Vinci pada 15 April 1452. Leonardo kecil bertumbuh dalam lingkungan dimana dia bisa belajar banyak hal: tentang tubuh manusia, seni pahat, seni lukis dan ilmu – ilmu lainnya. Sepanjang hidupnya, beliau juga tidak membatasi bidang pekerjaannya. 

Leonardo menghabiskan periode terakhir hidupnya di Perancis dengan membawa beberapa lukisannya ke sana, salah satunya adalah lukisan terkenal “Monalisa”. Meninggal tanggal 2 Mei 1519 di kota Amboise, Perancis. Lukisan potret terakhir dirinya tahun 1512, kini tersimpan rapi di Palazzo Reale kota Turin, Italia. Arrivederci…

Trailer Museum Leonardo da Vinci Milan:


Sumber :
https://www.studenti.it/leonardo_da_vinci.html nci?gimg=59779#img59779


Wednesday, December 12, 2018

“The doctor 46“ Valentino Rossi.


Saya menulis artikel ini untuk sahabat saya, penggemar sejati MotoGP dan Valentino Rossi. Namun saya juga mengagumi kepribadiannya, meskipun saya bukan penggemar MotoGP. Saya mengenal Valentino Rossi lewat sebuah iklan Yamaha, dengan slogannya “Yamaha selalu terdepan”. Nama itu selalu tersimpan di hati, sebagai orang Italia pertama yang bisa berbahasa Indonesia.

Nama Valentino Rossi juga terukir dan dikenang masyarakat Italia dan dunia. Bulan maret 2010, pemerintah Italia melalui Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini memberikan penghargaan “Italy Award” kepada Valentino Rossi. Sebuah penghargaan bagi mereka yang berprestasi dan mengharumkan Italia di kancah International.

Pria dengan tinggi badan 182 cm dan berat 65 kg adalah orang pertama yang menerima penghargaan itu. Salah satu pembalap terkenal, diantara pembalap-pembalap hebat di arena balap motor dunia. Rossi juga satu – satunya pembalap yang berhasil meraih gelar juara dunia dalam 4 kelas berbeda: 125, 250, 500 cc dan MotoGP.



Valentino Rossi memulai karirnya dengan mengemudikan gokar, kemudian pindah ke minimotor. Setelah resmi masuk ke tim Aprilia, pada tahun 1996 dia memenangkan kejuaraan Italia kelas 125cc dan di kategori yang sama menempati posisi ketiga untuk tingkat Eropa. Di tim ini juga Rossi bisa meraih debut pertamanya, sekaligus mencapai harapannya menjadi juara dunia di kelas 250cc.

Pada tahun 2008 Rossi kembali menjadi juara dunia dan mendapatkan gelar juara dunia untuk kesembilan kalinya ditahun berikutnya. Di kejuaraan dunia 2011, Rossi memutuskan pindah ke tim Ducati. Di tim inilah untuk pertama kalinya dikenal dengan julukan “The Doctor 46”. Darimana asal mulanya julukan itu, mungkin hanya Rossi yang tahu.

Yang pasti nomor 46 adalah angka yang selalu menemaninya kemanapun Rossi bertanding. Nomor yang digunakan ayahnya Graziano Rossi, di setiap kejuaraan dunia yang dikutinya. Ini juga nomor seorang pembalap Jepang yang sangat dikaguminya. Mungkin nomor ini juga yang akan digunakan Rossi sepanjang karirnya.

Kemenangan Rossi tahun 1999.

Pada musim pertandingan tahun 2013 dan 2014 Rossi masuk dalam tim Yamaha. Dalam dua pertandingan ini, Rossi gagal mendapatkan gelar juara dunia. Dia hanya masuk dalam peringkat ke-4 dan ke-2 dunia saja. Bulan Juli 2014, Rossi kembali memperbarui perjanjian kontrak dengan Yamaha, kontrak itu masih berlangsung sampai sekarang. 

Sama seperti kita, keberhasilan dan kehebatannya di arena balap tidak selalu seiring dengan kehidupan pribadinya. Valentino Rossi juga beberapa kali mengalami kesedihan yang dalam dan masalah yang berat dalam perjalanan karirnya. 

Selain perceraian kedua orang tua yang disayanginya, Rossi juga kehilangan sahabat sekaligus teman se-profesi Marco Simoncelli pada 23 Oktober 2011. Kecelakaan di putaran kedua Grand Prix Malaysia. Insiden yang melibatkan dirinya bersama Colin Edwards, yang mengakibatkan kematian sahabatnya. Rasa bersalah yang terus mengikutinya, menjadi beban dalam kehidupan Rossi.

Kemudian tahun 2008, dia juga menghadapi masalah dengan pajak pendapatan. Kasus yang menguras waktu dan tenaganya, karena melewati proses pengadilan yang panjang. Dan terakhir adalah perselisihan yang terus terjadi di arena motorGP dengan rivalnya pembalap Spanyol, Marquez.

Bersama tim Yamaha tahun 2015.

Valentino Rossi melewati masa kecil yang bahagia. Lahir dari pasangan Stefania Palma dan Graziano Rossi tanggal 16 Februari 1979. Ayahnya adalah mantan pembalap motor terkenal Italia tahun 1970 -1980-an. Bakat dan hasrat itu yang diturunkan ayahnya ke Rossi kecil. Berkat bimbingannya, Rossi kecil sudah bisa mengendarai sepeda motor sejak usia dini. 

Kota Urbino adalah kota kelahirannya. Kota yang indah di wilayah Marche provinsi Pesaro-Urbino. Berada di daerah perbukitan Apennina Tosco-Romagnolo dan menjadi salah satu kota tujuan wisata Italia. Kota dengan asal-usul dan pusat-pusat kebudayaan kuno yang terawat dengan baik. Memiliki banyak monumen dan gereja dengan arsitektur unik dan indah. Sejak tahun 1998, kota Urbino dilindungi sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Kota Urbino.

Kota Tavullia adalah kota kedua Valentino Rossi. Kota tempatnya bertumbuh dan belajar banyak hal, hingga seperti sekarang ini. Pada tahun 2010, di pinggiran kota Tavullia, the Doctor 46 mendirikan “VR46 Riders Academy”. Sekolah untuk melatih dan mencetak pembalap – pembalap handal Italia di masa depan. Sekolah yang menawarkan semua yang para pembalap butuhkan untuk menjadi pembalap yang lebih cepat dan lebih kompetitif.

Mereka dilatih di sebuah kawasan yang bernama “Ranch di Valentino Rossi”. Jalur trek yang didominasi warna kuning sepanjang 2,5 km, di tengah lembah yang indah. Tempat impian para pembalap MotoGP pemula berlatih. Yang dibangun, dipelajari, dirancang dan dihiasi dengan elemen-elemen ikonik Valentino. Kedepannya, tempat ini akan dilengkapi dengan pusat kebugaran, jalur atletik 400 meter dan pusat pelayanan medis. 

"Ranch Valentino Rossi" di Tavullia.

Tahun 2018, Valentino Rossi genap berusia 39 tahun. Usia yang tidak muda lagi untuk seorang atlet. Dalam sebuah buku autobiografi Valentino Rossi yang ditulis Roberto Baldini, Vale ( nama panggilannya) bercerita tentang suka- dukanya dalam menjalani karir. “Pensa se non ci avessi provato”, demikian judul buku itu, pasti bisa menginpirasi siapapun yang membacanya.

Di salah satu paragrafnya, Valentino Rossi bercerita bagaimana caranya menghadapi kegagalan. Belajarlah dari kesalahan, kemudian menyusun strategi dan menang. Jika gagal mencapai target yang diharapkan, dia akan mencoba lagi tahun depan dan mencobanya lagi.

Di paragraf lainnya Vale juga bercerita tentang kesulitannya dalam menghadapi lawan yang tangguh, seperti Biaggi dan Gibernau. Namun yang paling sulit dan menakutkan adalah melawan dirinya sendiri. Baginya, menang atau kalah, tetap pemenangnya adalah hatinya.

Tapi yang paling penting buat Vale dukungan kuat dari keluarganya. Teristimewa dari ibunya dan saudaranya Luca Marini yang mengikuti jejaknya sebagai pembalap. Kemudian dukungan rakyat Italia yang selalu mengalir “ siamo sempre con te “ membuat Valentino Rossi terus bersemangat dan terus melaju. Arrivederci….

Trailer Valentino Rossi:


Sumber :
http://argomenti.ilsole24ore.com/valentino-rossi.html
https://www.motociclismo.it/valentino-rossi-segreti-ranch-tavullia-69440

Saturday, December 8, 2018

Koloseum Roma, Italia.


Selain sebagai ibukota Italia, Roma juga disebut sebagai "kota seribu wajah" atau Culla della Civilta (kota tempat lahirnya peradaban). Roma juga dikenal karena dekat dengan kota suci Vatikan dan tempat dimana puing -puing Imperalisme Romawi berada. Bangunan-bangunan seperti: Colosseum, Domus Aurea, Pantheon dan Circus Maximus, serasa hidup kembali di kota ini.

Dari sekian banyak puing – puing di kota Roma, koloseum (colosseum) adalah salah satu tempat yang selalu ramai dikunjungi para turis. Simbol kota Roma ini, pada mulanya bernama Amphitheater Flavius. Dibangun di sebuah dataran rendah bekas danau buatan yang mengering, di antara bukit Caelian, Esquiline dan Palatine. Danau kering yang letaknya tidak jauh dari “Domus Aurea“, rumah kediaman Kaisar Nero yang luas dan megah.

Koloseum dibangun di tahun-tahun pertama pemerintahan Kaisar Vespasianus Augustus dari dinasti Flavia (69 – 79 M). Dilanjutkan di masa pemerintahan Titus (79 - 81 M) dan diselesaikan di masa pemerintahan Domitianus (81-96 M). Sampai abad VI M, amphiteater digunakan sebagai tempat pertunjukan. 

Namun di abad VIII M, amphiteater diganti namanya menjadi “koloseum”, karena letaknya berdekatan dengan “Colossus of Nero” (patung perungu raksasa Kaisar Nero, simbol penjelmaan Dewa Matahari).

Kaisar Vespasianus Augustus.

Koloseum dibangun dengan cara menggabungkan beberapa konsep arsitektur masa itu. Pondasi utama berbentuk elips dengan ketebalan 13 meter. Sumbu utama berdiameter 188 m dan 156 m untuk elips yang lebih kecil. Dibangun menggunakan metode “opus caemeticium”, tehnik pencampuran pasir dan batu kapur yang sering digunakan masyarakat Romawi kuno.

Cincin luar bangunan ini memiliki tinggi 50 m, dindingnya terbuat dari susunan batu – batu pahat yang disambung oleh besi. Terdiri dari empat lantai yang ditopang oleh pilar - pilar dan dibatasi oleh dinding - dinding penyekat yang melingkar mengikuti bangunan. Langit-langit bangunan berbentuk kubah silang dan kubah lengkung. Memiliki 80 pintu untuk keluar masuk pengunjung dan 2 pintu khusus untuk Imperator dan Senator yang berkuasa saat itu.

Karena bentuk elipsnya, bangunan ini mampu menampung 50.000 pengunjung. Mereka dibagi dalam 5 sektor horizontal dan dibedakan berdasarkan status social. Semakin rendah status sosialnya maka posisi lantainya pun semakin ke atas.

Gambar yang menunjukkan status sosial. 

Senatori                            : Imperator dan jajarannya. 

Ceti equestri                    : keluarga bangsawan dan golongan orang kaya. 

Categorie Intermedie     : masyarakat kelas menengah. 

Donne e plebei                : kaum perempuan dan masyarakat kelas bawah.

Bagian depan koloseum tak kalah menariknya : dinding luarnya memiliki 80 pelengkung yang ditopang oleh pilar-pilar yang berbeda dekorasinya. Pilar di tingkat pertama bergaya Tuscany (tuscanico), di tingkat kedua bergaya Ionia (ionico), di tingkat ketiga bergaya Corintia (corinzio). Sedangkan pilar di tingkat keempat bergaya Corintia, berdinding rata dengan 40 jendela berbentuk bujur sangkar.

Di setiap lantainya di lengkapi dengan tempat duduk, kecuali di lantai empat karena pengunjungnya harus berdiri. Di bagian atas bangunan di lengkapi dengan tenda untuk melindungi pengunjung dari sengatan matahari. 

Bagian tengah koloseum di sebut “arena”, berbentuk oval berukuran 86x54 m. Selama lima abad, “arena” dipergunakan sebagai tempat pertandingan “naumachie” atau simulasi peperangan antar kapal laut. Ketika Imperator Domitianus berkuasa, kegiatan itu di rubah menjadi pertandingan antar gladiator (munera) atau gladiator dengan binatang buas (venationes).

Naumachie”.

Kemudian lantai dasar arena pun diganti. Sebagian lantai terbuat dari tanah liat, sebagian lagi dari kayu yang terus menerus ditutupi pasir, supaya bisa menyerap darah mereka yang terbunuh dalam pertandingan. Sedangkan lantai bawah arena di pergunakan untuk tempat penginapan, pameran, ruangan gladiator, kandang hewan dan tempat segala alat perlengkapan dan persiapan pertunjukan. 

Beberapa abad kemudian, kegiatan pertandingan gladiator di koloseum diberhentikan. Akibat kebakaran, banjir dan gempa bumi yang terjadi beberapakali di kota Roma, koloseum banyak mengalami kerusakan berat. Kerusakan terparah terjadi tahun 851 M, gempa kuat yang mengakibatkan dua lengkungan di sisi selatan koloseum roboh. 

Setelah kejatuhan kekaisaran Romawi, koloseum pernah beberapa kali di rehabilitasi. Bahkan di dalam koloseum pernah berdiri sebuah kapel “Santa Maria Pieta” (Chiesa di Santa Maria della Pietà), namun kembali rusak karena gempa bumi tahun 847 M. Koloseum juga pernah menjadi tempat pemakaman, benteng pertahanan dan rumah kediaman Frangipane, dinasti terakhir penguasa Roma.

Bagian dalam dan arena koloseum.

Karena banyaknya tambang yang ditutup di-abad pertengahan, kekurangan material untuk pembangunan kota Roma diambil dari monumen – monumen bersejarah, salah satunya dari koloseum. Material yang digunakan untuk membangun piazza (alun-alun kota), palazzo (rumah-rumah kediaman para bangsawan Romawi) dan berbagai fasilitas lainnya termasuk untuk pembangunan basilika San Pietro (St. Peter's basilica).

Baru pada tahun 1675, gereja mengakhiri pengrusakkan koloseum, dan menetapkannya sebagai situs bersejarah untuk mengenang para martir yang dikorbankan di arena. Pada tahun 1744 atas perintah Paus XIV, via Crucis (jalan salib) mulai dibangun dengan 14 titik perhentian. Dimulai dari Piazza San Pietro dan berakhir di koloseum, proyek ini diresmikan pada tahun 1750. 

Koloseum jika terlihat utuh.

Kini koloseum telah mengalami banyak restorasi dan rekonstruksi dan keberadaannya sangat terjaga dan terpelihara dengan baik. Tahun 2018, koloseum telah berusia lebih dari 2000 tahun. Bangunan kebanggaan masyarakat Italia, yang membuat kota Roma terkenal ke seluruh dunia sebagai simbol kota abadi. 

Sebagai satu dari tujuh keajaiban dunia, koloseum juga telah menginspirasi banyak orang, salah satunya para pekerja seni dalam sebuah film terkenal: “Gladiators”. Tidak hanya itu, di antara reruntuhan koloseum, lebih dari 350 spesies tanaman juga tumbuh dengan subur, diantaranya jenis tumbuhan eksotis, yang cocok dengan iklim mikro amfiteater. Dan masih banyak hal lain, yang membuat banyak orang tertarik untuk mengunjunginya.

Koloseum memang patut diakui sebagai karya terbesar dan terkenal dari Imperalisme Romawi Kuno. Bangunan yang memiliki pengaruh besar terutama untuk perkembangan arsitektur di zaman-zaman selanjutnya. Bangunan yang bisa menjadi contoh penerapan semua prinsip arsitektur dan tehnik konstruksi Romawi kokoh, fungsi yang maksimal, ekonomis dan menakjubkan. Arrivederci ….

Trailer Koloseum Roma :


Sumber      : Buku  “ Opera architettura e arti visive nel tempo “,  karya : L.Colombo, A. Dionisio, N.Onida, G. Savarase.

Galeri lukisan klasik “Brera” Milan.


Di Italia dikenal dengan nama “Pinacoteca Brera”, galeri seni berskala internasional yang mewakili karya – karya seni Italia di dunia. Galeri yang memamerkan lukisan – lukisan klasik dari abad XIV sampai abad XX. Berdiri di sebuah bangunan seluas 24.000 m2 di via Brera no. 28 kota Milan. Sebelumnya, tempat ini adalah biara kuno abad XIV, namun sekitar abad XVII, direnovasi menjadi lebih kokoh oleh arsitek Francesco Maria Ricchini.

Tahun 1773, oleh arsitek Giuseppe Piermarini, bangunan ini kembali dirancang menjadi pusat pendidikan beberapa institut budaya kota. Diantaranya: Akademi Seni Rupa, Institut Sains dan Sastra Lombardy, dilengkapi dengan Perpustakaan Nasional Braidense, Observatorium Astronomi dan taman botani.

Patung Napoleon Bonaparte.

Pinacoteca Brera secara resmi didirikan pada tahun 1809, namun pembangunannya terus berlanjut sampai tahun 1859. Dimulai dari pintu masuk di via Brera, ruang perpustakaan, beberapa aula dan teras yang mengelilingi bangunan utama. Dan yang terakhir adalah halaman luas tempat berdirinya patung perunggu Napoleon Bonaparte karya Antonio Canova.

Sejak abad ke-19 di sepanjang teras dan koridor dipamerkan monumen para seniman, dermawan dan para ilmuwan yang terkait dengan institusi Braidense. Beberapa terlihat di depan tangga yang menuju ke galeri. Ada patung Cesare Beccaria karya pemahat Pompeo Marchesi dan Giuseppe Parini karya pemahat Gaetano Monti.

Galeri ini didirikan ketika Napoleon Bonaparte dan pasukannya berhasil menguasai kerajaan di wilayah Italia utara. Di masa itu tepatnya awal abad ke-19, gereja – gereja dan organisasi keagamaan di Italia mengalami penindasan, kemudian barang – barang berharga milik mereka pun disita.


Pintu masuk Brera Milan.

Untuk memamerkan karya – karya seni dari semua wilayah yang ditaklukkannya, Napoleon Bonaparte mendirikan galeri ini. Sebagian karya seni itu dikirim ke Paris, sisanya dikumpulkan di galeri seni Brera dan dibeberapa galeri di kota-kota utama kerajaan.

Karena alasan diatas tadi, koleksi lukisan di galeri Brera Milan sangat berbeda dengan koleksi di galeri seni lainnya. Karena koleksi lukisan di Brera Milan bukan berasal dari koleksi pribadi kerajaan dan bangsawan, tetapi berasal dari para politisi dan negarawan.

Sampai kini karya - karya seniman besar Italia dipamerkan di Pinacoteca Brera, seperti: Andrea Mantegna (Cristo morto/Kristus mati), Raphael (The Marriage of the Virgin), Caravaggio (Makan Malam di Emaus) dan lain – lain.

Beberapa tahun kemudian karya para seniman asing juga turut mewarnai koleksi galeri ini, seperti: Antoon van Dyc, Jan de Bee, Joshua Reynolds dan Anton Raphael Mengs. Tahun 1976 dan tahun 1984, koleksi Brera Milan kembali bertambah dengan hadirnya karya - karya seni abad ke-20, diantaranya karya Picasso.

Karya pelukis Raphael (The Marriage of the Virgin).

Karena berada di pusat kota, galeri seni ini mudah dicapai oleh semua transportasi umum di kota Milan. Jika kita naik tram pilih line: 1, 4, 8, 12, 14 dan 27, jika naik bis umum, kita pilih bis dengan no: 61,97 dan jika naik Underground (dalam bahasa Italia: Metropolitana disingkat MM) pilih line: 2 (Lanza) atau line: 3 (Montenapoleone).

Galeri ini dibuka untuk umum dari hari: selasa – minggu, pukul: 8.30-19.15. Tutup setiap hari senin, 1 Januari, 1 mei dan 25 desember. Harga tiket sekitar 5 euro/orang, dan ada biaya tambahan sebesar 5 euro jika kita menggunakan Audioguide dalam bahasa Inggris, Prancis, Spanyol dan Jerman.

Pinacoteca di Brera menjadi rumah bagi lebih dari 400 karya seni. Karya – karya itu di pamerkan dalam 38 ruangan. Dimulai dari ruang I tempat delapan lukisan karya Donato Bramante dan Bernardino Luini dipajang. Di ruangan paling kiri ( ruang IA), ada lukisan dinding “Cappella di Mocchirolo” karya Maestro Mocchirolo.

Ruangan II, III dan IV, didedikasikan untuk lukisan – lukisan dari Italia utara. Beberapa karya seni yang dibuat dari akhir abad ke-13 sampai pengakuan gaya Gothic Internasional. Lukisan berupa gambar - gambar suci yang banyak menghiasi altar gereja – gereja masa itu. Lukisan yang mengilustrasikan penyembahan atau sejarah, kaya akan warna dan dilukis di atas kayu berlapis emas sebagai simbol kesucian.


Salah satu karya di Ruang II.

Ruangan VI – XV adalah ruangan yang memamerkan berbagai lukisan abad XV – XVI. Karya – karya para pelukis terkenal dari wilayah Veneto dan Lombardy. Diantaranya pelukis : Mantegna, Carpaccio, Bellini, Savoldo, Lotto, Bramantino dan lain – lain.

Salah satu lukisan yang menarik adalah “Cena in casa di Simone” ( makan malam di rumah Simon). Lukisan cat minyak karya Paolo Caliari atau Paolo Veronese, yang dilukis diatas kanvas berukuran 275 x 710 cm. Lukisan ini dibuat tahun 1570 dengan latar belakang perjamuan makan malam yang umum dilakukan masyarakat Veneto saat itu.

Paolo Caliari termasuk pelukis Italia yang beraliran renaissance, religius dan mitologis. Pelukis kelahiran Verona tahun 1528, yang semasa hidupnya aktif melukis di Venice dan di tempat-tempat lain di wilayah Veneto.


Lukisan karya Paolo Caliari “makan malam di rumah Simon”.

Ruangan selanjutnya adalah ruangan yang memamerkan lukisan – lukisan dari wilayah Italia tengah abad XV – XVI. Diantaranya karya: Correggio, Crivelli, Raffaello, Bramante dan Caravaggio. Dari sekian banyak pelukis, Vincenzo Campi adalah salah satu pelukis yang paling saya sukai. Pelukis Italia kelahiran Cremona tahun 1536.

Saya menyukainya, karena karya – karyanya banyak bercerita tentang pangan, dunia wanita dan keluarga. Sebut saja lukisan yang berjudul “Pescivendoli” (penjual ikan) yang dibuat Vincenzo Campi tahun 1579. Lukisan “Il mangiatore di fagioli con la famiglia ( makan bubur kacang dengan keluarga). Lukisan “La fruttivendola” (penjual buah) yang dibuat tahun 1580 atau lukisan “Cucina” yang bercerita tentang kesibukan sebuah keluarga di dapur mereka.

La cucina” karya Vincenzo Campi.

Di ruangan XXX sampai XXXVIII dipamerkan lukisan – lukisan abad XVIII - abad XIX. Beberapa ruangan memamerkan karya para pelukis asing, salah satunya: lukisan “Perjamuan akhir” karya Paul Rubens Pieter. Yang menarik lainnya adalah lukisan karya Canaletto, lukisan – lukisan yang bercerita tentang kanal di kota Venice.

Di ruangan lainnya dipamerkan karya - karya seniman Veneto dan Lombady, seperti karya dari: Ceruti, Bellotto, Pelizza da Volpedo, Tiepolo dan lain – lain. Dan lukisan “Il bacio” karya Francesco Hayez adalah salah satu lukisan abad XIX yang paling banyak mencuri perhatian pengunjung, sekaligus sebagai lukisan penutup di galeri ini.

Galeri seni “Brera” Milan bagaikan surga bagi para pencinta seni, sejarah dan kultur. Tempat yang tidak pernah sepi dan tidak membosankan meskipun datang berkali – kali. Karya – karya mereka benar - benar tertanam di hati dan selalu menggoda saya untuk kembali. Arrivederci…

Trailer galeri seni Brera Milan:



Sumber :

https://www.milan-museum.com/it/pinacoteca-di-brera.php


More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts