Monday, January 28, 2019

Kastil "The Little Mermaid" di kota Montreux, Swiss.


Jika Anda penggemar kartun Disney dan sedang berada di Swiss, sempatkanlah mengunjungi Castle of Chillon di kota Montreux. Kastil yang menginspirasi desainer Disney untuk membuat istana Pangeran Erik dalam film kartun "The Little Mermaid". Kastil bersejarah yang paling banyak dikunjungi di negara ini.

Kastil Chillon dikenal juga dengan sebutan kastil air. Berdiri dengan megah di sebuah pulau berbatu di ujung timur danau Jenewa. Mulai dibangun sekitar tahun 1000, di titik strategis perbatasan utara dan selatan Eropa. Dengan latar belakang pemandangan alam yang luar biasa indahnya, karena berada diantara danau Jenewa, sungai Rhone, pegunungan Alpen dan kota Montreux. 

Pada tahun 1150, kastil berhasil dikuasai oleh kerajaan Savoy dan sejak tahun 1200, kastil dijadikan rumah kediaman keluarga Kerajaan. Di bawah perintah Pangeran Tommaso I Savoy (1189-1233), kastil Chillon direnovasi dan diperluas di bagian lantai dasar bangunan.

Castle of Chillon.

Tahun 1536, ketika dikuasai kerajaan Bernese, kastil Chillon berubah fungsi menjadi benteng pertahanan, gudang senjata dan penjara. Setelah dimiliki penguasa Vaud tahun 1803, sedikit demi sedikit kastil direstrukturisasi. Proyek ini berhasil menyatukan bayangan masa lalu dan cahaya masa depan kastil dengan mengubahnya menjadi museum dan objek wisata, namun perannya sebagai penjara tetap dipertahankan.

Kini, kastil Chillon menawarkan berbagai kegiatan sepanjang tahunnya, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Menyediakan tur pemandu, mengadakan berbagai pameran dan lokakarya, acara – acara pribadi seperti pesta ulang tahun dan lain – lain.

Kastil dibuka untuk umum setiap harinya, kecuali tanggal 1 Januari ( Tahun baru) dan 25 Desember (Natal). Selama musim dingin (November – Februari ) buka dari jam 10.00 – 17.00. Untuk bulan Maret dan Oktober, kastil buka dari jam 9.30 – 18.00. Musim panas, kastil Chillon buka lebih panjang, mulai dari jam 9.00 – 19.00. 

Ruangan bawah tanah kastil Chillon.

Tempat ini mudah dicapai, karena kereta api atau bis umum dari kota – kota besar Swiss, banyak yang menuju kota Montreux. Jika menggunakan kendaraan pribadi dari perbatasan Italia – Swiss, diperlukan waktu sekitar 1,5 jam. Kendaraan melewati Gran San Bernardo, terowongan sepanjang 5.798 m yang menghubungkan lembah Aosta - Italia dan wilayah Valais - Swiss.

Sampai di tempat tujuan, parkir kendaraan di area parkir yang tidak jauh dari kastil. Kemudian berjalan melewati jembatan kayu dan menuju pintu gerbang utama. Namun sebelum membeli tiket masuk, sempatkan berjalan – jalan di sebuah taman yang indah di sekitar kastil atau menikmati pemandangan alam di sekitar danau.

Begitu masuk kastil, kita akan langsung diarahkan pemandu ke ruangan bawah tanah. Lorong panjang yang digunakan sebagai penjara kuno sejak tahun 1290. Di tempat ini banyak para sandera dan tahanan kehilangan harapan dan mati kedinginan. Jejak – jejak itu masih terlihat jelas, saat kita melewatinya. Cahaya terang yang masuk hanya dari jendela kecil dan rantai – rantai itu masih terikat kuat pada tiang – tiang yang kokoh. 

Koleksi senjata kerajaan Savoy.

Suasana pilu dan sendu berubah seketika, saat kita memasuki rumah kediaman bangsawan Chillon. Membayangkan kehidupan mereka saat itu, sambil memasuki ruangan itu satu per satu. Ada ruang makan Castellano, kamar tidur Bernese, ruang Pietro II Savoy, aula Nova dei Savoia dan kapel St. George tempat keluarga kerajaan berdoa. Sepanjang dinding terlihat lambang - lambang kerajaan Savoy. Lambang bermotif chevron merah dengan latar belakang putih yang dilukis oleh Ernest Correvon. 

Dibeberapa titik di kastil ini memiliki panorama yang indah untuk dinikmati dan diabadikan. Terlihat ada pintu gerbang kecil untuk bongkar muat barang atau pintu untuk melarikan diri melalui danau. Pintu pelarian ini pernah digunakan pada tahun 1536, ketika kastil ditaklukkan orang-orang Bernese. 

L’aula magna del castello adalah ruangan tempat keluarga Savoy menerima tamu. Ruangan berlantai marmer hitam dengan jendela besar yang langsung menghadap danau Jenewa. Beberapa menara juga bisa kita kunjungi, diantaranya: menara pertahanan, termasuk ruangan koleksi senjata dan menara yang digunakan sebagai ruangan parlemen kerajaan Savoy.

Salah satu sudut kota Montreux.

Sebenarnya puisi yang berjudul “The Prisoner of Chillon” adalah salah satu alasan, mengapa kastil Chillon terkenal di Eropa dan dunia. Puisi 392 baris yang ditulis dalam bentuk novel oleh sastrawan Inggris, Lord Byron pada tahun 1816. Puisi dengan dasar sejarah yang akurat, menginspirasi Byron juga untuk membuat operet terkenal "Byroniano". Mengisahkan penderitaan seorang biarawan Genevois, François Bonivard yang dipenjara di kastil Chillon dari tahun 1532 sampai tahun 1536.

Beberapa baris puisi itu…..

Lake Leman lies by Chillon’s walls:
A thousand feet in depth below
Its massy waters meet and flow;

Thus much the fathom-line was sent
From Chillon’s snow-white battlement,
Which round about the wave enthrals:

A double dungeon wall and wave
Have made – and like a living grave
Below the surface of the lake

The dark vault lies wherein we lay .
…..

Sejak saat itu atau sekitar akhir tahun 1800-an, kawasan ini menjadi tempat tinggal favorit para bangsawan Eropa, terutama bangsawan Inggris. Banyak diantara mereka tertarik dan terpesona oleh novel Lord Byron, selain dari itu, Montreux memang kota yang sangat menawan dan romantis. 

Kota yang bisa membuat orang langsung jatuh hati, saat pertama kali mengunjunginya. Kota yang tenang, bersih dan tertata dengan rapi. Bangunan –bangunan kuno dan modern berdiri berdampingan, semakin indah dengan keberadaan rumah – rumah asli bergaya Art Nouveau

Danau Jenewa.

Riak danau Jenewa dan salju yang menutupi pegunungan Alpen menambah suasana kota Montreux semakin damai. Maka gak heran, kalau kota ini menjadi dambaan banyak orang di seluruh dunia untuk mengisi hari libur mereka. 

Berjalan santai sepanjang tepi danau, saat matahari mulai meninggi di musim semi. Memandang dari kejauhan kebun – kebun anggur yang ditanam bertingkat, dari puncak yang curam menuju ke arah danau.

Sesekali duduk di taman di bawah pohon pinus atau pohon palem sambil melihat bunga – bunga aiuole bermekaran. Saat tak satupun perahu melintas di danau yang tenang, pertanda angsa, burung camar, bebek dan ikan - ikan menjadi tuan rumah, yang akan menerima kita dengan ramah. Arrivederci…

Trailer Castle of Chillon:


Sumber:
http://www.vperviaggiare.it/visitare-castello-di-chillon/

Wednesday, January 9, 2019

Istana kerajaan Savoy di kota Turin.


Perayaan “Festa della Republica Italiana” (Ulang tahun Republik Italia) tanggal 2 Juni 2018 yang  menginspirasi saya menulis artikel ini. Peringatan yang dirayakan di semua kota Italia sebagai hari lahirnya Republik Italia. Hasil dari referendum 72 tahun silam, saat mereka diberikan kesempatan untuk memilih sistem pemerintahan. Hasilnya 54,3% pemilih ingin mengakhiri sistem monarki dan berubah menjadi republik.

Sistem monarki berlaku sejak kerajaan Italia berdiri tanggal 17 Maret 1861. Bersamaan dengan itu, kota Turin juga dinobatkan sebagai ibukota kerajaan. Sebelumnya, tanggal 26 Oktober 1860 di kota Tieno Caserta, Italia resmi dipersatukan. Keputusan yang diambil setelah pertemuan antara Raja Vittorio Emanuele II dan Giuseppe Garibaldi.

Il Palazzo Reale Torino.

Sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi tahun 476 M, sebenarnya Italia sudah menjadi sebuah negara, namun belum bersatu. Dari  utara sampai selatan, Italia masih terbagi dari kerajaan - kerajaan kecil. Di wilayah utara, ada il regno Lombardo-Veneto (kerajaan Lombardy-Veneto Raya) dan il Regno di Piedmont (kerajaan Piedmont) yang diperintah oleh raja Vittorio Emanuele I.

Di wilayah selatan, ada il Regno di Sardegna (kerajaan Sardegna) dan il Regno delle Due Sicilie yang dipimpin oleh dinasti Bourbon. Wilayah Italia tengah diperintah oleh Paus. Di wilayah Tuscany dipimpin oleh beberapa adipati, seperti adipati Modena, Massa, Carrara, Lucca dan Parma.

Dalam proses penyatuan Italia, jalan yang harus dilalui juga tidak mudah. Perang dan pertumpahan darah beberapakali terjadi. Dimulai di daerah – daerah yang dikendalikan oleh kekaisaran Austria, kemudian berubah menjadi perang nyata dalam melawan penjajah asing. Diantaranya, perang yang dipimpin raja Sardinia Carlo Alberto Savoia tahun 1848 dan 1859. Namun pertempuran “la spedizione dei Mille” tahun 1860 adalah dasar dari pembentukan Italia bersatu. 

Kerajaan – kerajaan  sebelum persatuan Italia.

Pada tahun 1870, Raja Victor Emmanuel II berhasil menaklukkan beberapa wilayah di Italia tengah termasuk Roma dan Veneto di wilayah Italia utara. Tahun 1871 seluruh semenanjung berhasil dipersatukan. Kemudian ibukota kerajaan Italia juga dipindahkan, dari kota Turin ke kota Roma.

Meskipun tidak menyandang sebagai ibukota negara, kota Turin masih menyimpan jejak - jejak yang jelas sebagai ibukota kerajaan “Savoy”. Salah satunya il Palazzo Reale Torino yang terletak di jantung kota Turin, tepatnya di depan Piazzeta Reale atau Piazza Castello. Sebuah istana yang luas dan megah lengkap dengan tamannya yang indah. Sejak 1997, il Palazzo Reale Torino masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.

Karena letaknya di pusat kota, il Palazzo Reale Torino bisa dicapai dengan mudah. Kita bisa berjalan kaki dari stasiun kereta api sentral Turin atau dari beberapa terminal bis umum kota Turin. Jika membawa kendaraan pribadi, tempat parkir kendaraan juga banyak tersedia di kota ini.

Salah satu sudut kota Turin.

Untuk bisa masuk gratis ke istana ini, datanglah hari minggu pertama setiap bulannya. Selain hari itu, kita harus membayar tiket masuk seharga 12 € per orang. Tiket ini memungkinkan kita masuk ke beberapa ruangan di istana, seperti : il Palazzo Reale (rumah kediaman keluarga kerajaan), Armeria Reale (museum senjata), Galleria Sabauda (galeri seni) dan Museo Archeologico (museum arkeologi).

Jika ingin mengunjungin tiap tempat menarik di kota ini, pemerintah kota menyediakan program Piemonte Card. Kartu yang bisa memberikan kita akses masuk ke banyak museum di kota Turin, plus tiket transportasi kota (bus, trem, metro) dengan harga yang lebih murah.

Beberapa tahun yang lalu, saya juga pernah mengunjungi kota ini. Melihat rumah kediaman keluarga kerajaan Savoy yang mereka tinggali sampai tahun 1865. Saat pertama kali masuk ke il Palazzo Reale Torino, mata saya langsung terbelalak. Melihat rumah yang menggambarkan kehidupan para bangsawan di zaman keemasan. Membayangkan gaya hidup mewah mereka yang bertaburan emas dan batu mulia selama 3 abad.

Salah satu lorong di Palazzo Reale.

Istana pertama raja-raja Italia ini, dirancang oleh arsitek Amedeo di Castellamonte. Memiliki ratusan ruangan dengan langit-langit yang luar biasa indahnya. Dekorasi di setiap kamar dan ruangan istana bergaya baroque, gaya hidup yang mendominasi Eropa saat itu. 

Sebagai sumber ilmu pengetahuan, istana ini juga di lengkapi dengan ruangan perpustakaan kerajaan. Perpustakaan ini menyimpan lebih dari 200.000 buku, peta kuno, ukiran dan lukisan-lukisan keluarga kerajaan. Karya – karya yang diwariskan selama ribuan tahun oleh para sarjana dan ilmuwan di berbagai era, diantaranya pelukis terkenal Italia Leonardo da Vinci.

Berbagai benda seni Eropa dari abad ke-15 sampai ke-17 yang bernilai tinggi dengan segala kemegahannya dipamerkan di galeri seni Sabauda. Di lantai bawah bangunan ini terdapat museum arkeologi yang memamerkan batu-batu nisan, patung-patung tokoh Romawi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kota-kota kuno di zaman Romawi. 

Salah satu ruangan di Palazzo Reale.

Ruangan yang paling menarik adalah Armeria Reale (koleksi peralatan perang kerajaan Savoy). Galeri ini didirikan tahun 1832 oleh Carlo Alberto dengan nama "Royal Art Gallery". Pada mulanya, hanya untuk koleksi senjata dan peralatan perang yang dimiliki keluarga kerajaan. Senjata – senjata itu berasal dari kota Turin, Genoa, Milan dan Brescia. 

Namun kini, lebih dari 5000 benda antik dipamerkan di museum ini. Mulai dari senjata zaman prasejarah hingga awal abad ke-20, seperti: baju-baju besi lengkap dengan senjatanya, berbagai macam koin mata uang dan lain - lain. 

Hidup dibawah rezim totaliter dan sistem monarki selama berpuluh – puluh tahun, membuat rakyat Italia menderita. Kebebasan itu akhirnya terwujud lewat hasil referendum 1946. Sempat terjadi kontroversi yang menimbulkan perselisihan, dan hampir terjadi kembali perang saudara. Pada akhirnya raja Umberto II menerima keputusan dan bersama keluarganya pergi meninggalkan Italia.

Salah satu ruangan di Palazzo Reale.

Dalam satu program televisi Italia “La storia siamo noi”, kisah raja terakhir kerajaan Savoy ini pernah dibahas. Raja yang dikenal luas dengan sebutan “il Re di Maggio”. Letnan pertama kerajaan, yang naik tahta menggantikan ayahnya sebulan sebelum referendum. Dalam kalimat penutup, diceritakan tentang kisah sedih Raja Umberto II di akhir kehidupannya. 

Setelah penantian yang panjang dan pengharapan bisa menghabiskan hari-hari terakhir di tanah airnya, terasa sia-sia. Raja Umberto II akhirnya meninggal tanggal 18 maret 1983 di usia 76 tahun. Sang raja pergi untuk selama - lamanya di Jenewa, tanpa didampingi istrinya Maria Josè. Sang raja menghembuskan nafas terakhirnya di tempat pengasingan hanya didampingi orang-orang yang setia dan yang selalu membantunya. Arrivederci….

Trailer il Palazzo Reale Torino :

Sumber :
http://www.ilpalazzorealeditorino.it/

More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts