Wednesday, May 8, 2019

Piramida Mesir di kota Roma



Roma itu kota yang unik, rasanya tidak cukup, kalau hanya sekali mengunjunginya. Terlalu banyak yang bisa dilihat dan dipelajari, beberapa tempat kadang menyimpan misteri. Salah satunya Pyramid of Caius Cestius (Piramide di Caio Cestio dalam bahasa Italia atau Sepulcrum Cestii dalam bahasa Latin) yang terletak di sebelah Porta San Paolo, pintu gerbang selatan kota Roma yang menghadap ke jalan (Via) Ostiense. 

Piramida Mesir ini dibangun sekitar abad 18 - 12 SM, tepatnya setelah Romawi berhasil menaklukan Mesir tahun 31 SM. Setelah Mesir menjadi provinsi baru, budaya mewahnya menjadi populer di Roma kuno. Sempat terbengkalai selama ratusan tahun, pada tahun 1656, atas perintah Paus Alexander VII, piramida Caius Cestius untuk pertama kalinya digali dan direstorasi.

Asal usul Piramida, dicatat dengan jelas di dua prasasti yang terletak di sisi timur dan barat. Piramida Caius Cestius itu milik seorang politikus Romawi dan imam epulon. Di zaman Romawi, peran para imam epulones sangat penting. Mereka bagian dari dewan keagamaan pagan, yang bertugas mengurus ritual penghormatan kepada dewa – dewa utama di festival keagamaan. 

Porta San Paolo Roma.

Dalam sebuah surat wasiatnya, Caius ingin dibuatkan piramida sebagai makam pribadinya. Makam itu dibangun dalam waktu 330 hari oleh ahli warisnya. Seperti halnya para Firaun, Caius juga ingin semua kekayaan disimpan di kuburnya. Salah satunya permadani “Attalica” yang sangat berharga. Terbuat dari benang emas, seperti yang dimiliki Raja Persia waktu itu, Pergamum Attalus I.

Keinginan Caius tidak bisa terwujud, karena terhalang oleh undang – undang kemewahan yang baru dikeluarkan oleh Kaisar Augustus. Permadani itu akhirnya dijual, diganti dengan dua patung perungu almarhum yang diletakkan di pintu masuk monumen. Sayang, kedua patung perungu itu juga sudah hilang.

Jika dibandingkan dengan Piramida Giza di Mesir, struktur Piramida Cestius sedikit berbeda. Mungkin karena penggunaan bahan yang lebih sederhana dan mudah dipotong, bentuk sudut piramida Romawi lebih runcing, bentuk bangunannya lebih ramping dan dengan jumlah material yang sama, ketinggian Piramida Cestius bisa lebih tinggi dari piramida aslinya. 

Dasar bangunan piramida Cestius terbuat dari batu travertine, berbentuk persegi dengan panjang masing – masing sisi 30 meter. Tingginya mencapai 37 meter, disusun dari balok – balok marmer putih Carrara dan beton romawi (opus caementicium). Memiliki 4 tiang di setiap sudutnya ( kini hanya tersisa dua tiang) dan dikelilingi oleh pagar balok – balok batu tufa.

(Foto gbr: Piero Cargnino)

Ruang makam 

Di dalam gunung beton, ditemukan ruangan tunggal, yang volumenya tidak lebih dari 1% dari total volume piramida. Ketika digali, makam sudah kosong, tidak ada peti mati atau guci abu dan barang - barang berharga milik almarhum. Beberapa dinding berlubang, kemungkinan digali oleh para perampok makam untuk mencari harta karun.

Ruangan makam berbentuk kubah barel, dengan panjang 5,95 × 4,10 dan tinggi 4,80 meter. Dihiasi dengan gambar - gambar dekoratif bergaya ‘terzo stile’ Pompeian. Salah satu dari empat "style" lukisan Romawi, yang berkembang dari abad 15 SM - 45 M. Salah satu ciri khasnya adalah ornament - ornamen seperti: tokoh - tokoh bersayap, lilin, bunga, tunas tanaman, beberapa elemen mesir dan lain - lain.

Ruangan makam didominasi warna putih. Dinding dibingkai oleh cat tipis berwarna gelap, menjadi kotak-kotak besar. Dinding yang polos dihiasi gambar bermotif vas bunga, lilin dan sosok Nimfa (peri) yang duduk dan berdiri. Di setiap sudut langit - langit ada gambar empat wanita bersayap “Nike”, dengan mahkota dan rangkaian bunga di tangannya. Di pusat langit – langit, kemungkinan tempat ukiran wajah Cestius, namun hilang dicuri dan bekasnya dibiarkan berlubang. 

(Foto gbr: Ida Bertoni)

Gambar Nike di langit - langit makam.

Simbol – simbol gambar di ruang makam ini, seperti mengambarkan pendewaan Caius Cestius selama hidupnya. Diantaranya ada “Nimfa”, (dalam bahasa Yunani kuno: Νύμφη, Nymphē) yang identik dengan peri atau bidadari. Di Yunani kuno, Nimfa dipercaya sebagai dewi yang memiliki kekuatan ilahi dari alam: hutan, gunung , mata air dan air, pohon dan lain – lain.

Kemudian sosok wanita bersayap, simbol dewi kemenangan,  dalam bahasa Yunani disebut: Nike, Niche, Nίκη, atau Nice. Salah satu tokoh di mitologi yunani, putri dari Titan Pallante dan Nimfa Oceanina Styx. Di Italia, sosok wanita bersayap “Nike” dikenal dengan nama Vittoria Alata.

Tempat lilin (Il candelabro dalam bahasa Italia) sudah digunakan sejak zaman Etruria dan orang Romawi kuno. Bisa berbahan dasar kayu, perunggu atau marmer, ditempatkan di dalam kuil, di ruangan publik dan di tempat ibadah untuk memperindah ruangan. Dengan lilinnya yang menyala, Il candelabro menjadi simbol teman terpercaya dalam kegelapan. 

Kendi/vas dari tanah liat (l’ amphora dalam bahasa Italia) ini juga sudah ada sejak zaman kuno. Digunakan untuk membawa bahan makanan cair atau semi-cair, seperti anggur, minyak, madu, dll. Memiliki banyak jenis sesuai dengan peradaban waktu itu: Fenisia atau Punisia, Yunani, Etruska, Magna Graecia (Yunani-Italia kuno) dan Romawi. Ini juga salah satu benda yang dekat dengan para imam. Bentuk bisa meruncing atau bulat dan memiliki dua pegangan.


Nike /Vittoria Alata di Museum Brescia Italia.

Terlepas dari berbagai simbol dan misteri yang tersimpan di dalamnya, Piramida Cestius menjadi satu – satunya piramida yang dibangun di luar Mesir dan masih berdiri kokoh hingga kini. Padahal di zaman Kaisar Augustus, Roma memiliki beberapa Piramida Mesir, namun dihancurkan atas nama pembangunan. 

Ketika Porta San Paolo dan benteng Aurelian dibangun antara tahun 270 dan 279 M. Kaisar Aureliano meminta supaya piramida dimasukkan ke dalam benteng. Berkat ide Kaisar, Piramida Cestius selamat dari penjarahan dan penghancuran bangunan – bangunan Romawi selama berabad – abad dan dari pemboman selama Perang Dunia II. 

Piramida direnovasi kembali, berkat bantuan  dari pengusaha Jepang Yuzo Yagi, pemilik Yagi Tsusho Ltd (distributor produk-produk fashion Italia di Jepang). Menghabiskan dana sekitar 2 juta euro, proyek ini selesai bulan  April 2015  dan diresmikan oleh walikota Roma Ignazio Marino. Piramida Cestius pun kembali  putih bersinar. Arriverderci

Trailer Piramida “Caio Cestio” Roma:


Sumber : 
https://www.romanoimpero.com/2010/03/piramide-di-caio-cestio.html

1 comment:

More articles

Holocaust Memorial Milan.

Other posts